Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Amerika Dipenggal ISIS, Eropa dan PBB Serukan Langkah Internasional

Kompas.com - 21/08/2014, 02:32 WIB

KOMPAS.com — Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bereaksi keras atas pemenggalan wartawan Amerika Serikat, James Foley, sebagaimana video yang diunggah oleh anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Selasa (19/8/2014).

Perancis berkeinginan anggota Dewan Keamanan PBB dan negara di kawasan Timur Tengah berkoordinasi menyikapi ISIS. Presiden Perancis Francois Hollande menyerukan dimulainya konferensi internasional untuk membahas cara mengatasi ISIS.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk pembunuhan Foley ini. Dia menyebut pemenggalan itu sebagai pembunuhan keji yang menegaskan teror ISIS.

Menteri Luar Negeri Irak Hoshiyar Zebari mendesak kalangan internasional mendukung negaranya melawan ISIS. Adapun Jerman dan Italia mengatakan siap mengirim senjata untuk memperkuat militer Irak melawan ISIS.

Kesediaan Jerman mengirimkan senjata ke daerah konflik tersebut merupakan kejadian pertama setelah Perang Dunia II. Selama ini, Jerman cenderung menghindari keterlibatan langsung dalam konflik militer setelah Perang Dunia II.

Video yang diunggah ISIS memperlihatkan "prosesi" pemenggalan Foley (40), termasuk penyampaian pesan dalam bahasa Inggris berlogat London oleh salah satu anggota ISIS dan pesan tertulis yang dibacakan Foley.

Foley hilang di Suriah pada 22 November 2012. Sebelumnya, dia sudah mengalami penculikan pula di Libya, tetapi kemudian dibebaskan. Analis intelijen Amerika Serikat memastikan video pemenggalan Foley adalah asli.

Dalam video itu terlihat pula wartawan lain Amerika yang diyakini sebagai Steven Sotloff. ISIS menyatakan dalam video pemenggalan itu bahwa hidup Sotloff akan bergantung pada kebijakan Amerika terkait ISIS maupun situasi di Irak dan Suriah.

Video ini diunggah di YouTube setelah Amerika Serikat kembali melakukan serangan udara di Irak pada awal bulan ini untuk pertama kalinya sejak akhir pendudukan AS pada 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com