Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon: Evakuasi Etnis Yazidi Kemungkinan Batal

Kompas.com - 14/08/2014, 15:23 WIB
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan AS, Rabu (13/8/2014) mengatakan, rencana evakuasi pengungsi etnis Yazidi yang saat ini berada di Gunung Sinjar kemungkinan besar dibatalkan.

Pembatalan itu disebabkan jumlah pengungsi Yazidi di gunung itu jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan dan mereka dalam kondisi jauh lebih baik. "Berdasarkan penilaian ini, sejumlah departemen memutuskan misi evakuasi kemungkinan tidak dilakukan," juru bicara Pentagon, Laksamana Muda John Kirby.

Pernyataan Pentagon ini dikeluarkan setelah pasukan AS diterbangkan ke Gunung Sinjar untuk melihat kondisi para pengungsi dengan mata kepala sendiri. Kirby menegaskan pasukan AS yang dikirim ke Gunung Sinjar, untuk melihat bahwa warga Yazidi yang berada di tempat itu, tidak terlibat dalam baku tembak apapun.

"Tim itu, yang terdiri atas kurang dari 20 personel, tidak terlibat baku tembak dan semua kembali dengan selamat ke Arbil," lanjut Kirby.

"Tim itu juga telah melakukan penilaian bahwa jumlah pengungsi Yazidi di sana jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan semula. Kondisi ini sebagian disebabkan kesuksesan bantuan kemanusian, serangan udara terhadap ISIS dan upaya pasukan Peshmerga serta kemampuan warga Yazidi meninggalkan gunung itu setiap malam," ujar Kirby.

Saat ini, lanjut Kirby, kondisi fisik pengungsi Yazidi sudah jauh lebih baik karena mereka kini mendapatkan akses ke makanan dan air bersih yang diterjunkan ke tempat itu.

Sementara itu, Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan puluhan ribu warga sipil, sebagian besar adalah etnis Yazidi, masih terjebak di Gunung Sinjar dan terkepung pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama mengizinkan serangan udara untuk melindungi pengungsi Yazidi dan personel AS di kota Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi. Meski demikian, Obama menegaskan pasukan darat AS tidak akan pernah kembali terlibat perang di negeri yang kondisinya tengah tidak stabil itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com