"Kami menilai serangan udara di Irak utara memperlambat gerak maju ISIS dan untuk sementara waktu mengganggu rencana mereka menyerang Arbil," kata Letnan Jenderal William Mayville Jr, seorang pejabat senior Pentagon.
"Namun, serangan udara ini nampaknya belum mempengaruhi kemampuan militer ISIS atau operasionalnya di wilayah lain di Irak dan Suriah," tambah Mayville.
Mayville menambahkan, ISIS yang menyapu wilayah utara Irak dalam sebuah serangan kilat yang menakjubkan pada Juni lalu masih memberikan ancaman nyata.
Pemerintah AS pekan lalu mengatakan akan terus melanjutkan serangan udara untuk melindungi personel AS yang ditempatkan di Arbil dari ancaman ISIS.
Selain itu, serangan udara digelar untuk memastikan warga minoritas Yazidi yang saat ini mengungsi di pegunungan tidak menjadi sasaran kekerasan sistematis yang dilakukan ISIS.
Sejauh ini AS sudah menggelar 15 kali serangan udara yang merupakan operasi militer pertama AS di Irak sejak pasukan AS ditarik mundur dari negeri itu pada 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.