Awalnya, pihak keluarga melaporkan hilangnya satu anggota keluarga mereka, seorang pria. Usia orang hilang itu 22 tahun, seperti ditulis AFP hari ini.
Kebetulan, kata Sersan Polisi Antony Deutrom dari Kepolisian Australia Utara, pihaknya menerima laporan mengenai penembakan tersebut. Jadilah, bersama tim penyelidik terkait, polisi mengaduk-aduk jeroan atau isi perut buaya tersebut. "Memang kami menemukan material-material biologis di perut buaya itu," ujar Deutrom.
Kendati begitu, polisi, imbuh Deutrom, tak mau gegabah menentukan apakah benar orang hilang itu sudah menjadi santapan buaya. "Kami masih menyelidiki lebih lengkap isi perut buaya itu," kata Antony Deutrom.
Dibanding kawasan lainnya di Benua Kanguru, buaya lazim dijumpai di Australia Utara yang beriklim tropis. Jumlah buaya itu makin hari makin banyak pasca-peraturan perlindungan hewan yang dirilis pada 1971. Menurut catatan terbaru, populasi buaya mencapai 100.000 ekor.
Kasus terbaru soal buaya melahap manusia di Australia Utara terjadi pada Juni lalu. Korban berjenis kelamin lelaki.
Sebelumnya, pada Januari tahun ini, buaya menyerang bocah laki-laki berusia 12 tahun. Sang bocah pun tewas. Ironisnya, insiden itu terjadi di Taman Nasional Kakadu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.