Pasukan Rusia di Perbatasan Ukraina Mencapai 20.000 Orang

Fakta ini, menurut NATO menciptakan sebuah kondisi berbahaya dan meningkatkan kekhawatiran bahwa Moskwa akan benar-benar melakukan invasi ke negeri tetangganya itu.

Juru bicara NATO Oana Lungescu mengatakan langkah terbaru Rusia itu telah meningkatkan eskalasi krisis dan mengabaikan semua upaya untuk mencari solusi diplomatik.

"Rusia telah menambah personel militernya di perbatasan menjadi seitar 20.000 personel siap tempur. Ini adalah sebuah situasi yang berbahaya," kata Lungescu.

Lungescu menegaskan, Rusia harus menghentikan semua jenis dukungannya untuk kelompok separatis di Ukraina timur dan menarik mundur pasukannya dari perbatasan dengan Ukraina.

Awal tahun ini, setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Crimea, NATO menyebut Rusia menyiapkan 40.000 personel militernya di perbatasan.

Namun, kemudian Rusia menarik mundur pasukannya dan menyisakan kurang dari 1.000 personel di dekat perbatasan dengan tetangganya itu.

Namun pekan lalu, salah seorang perwira tinggi NATO, Jenderal Philip Breedlove mengatakan Rusia kembali meningkatkan jumlah pasukannya di perbatasan dengan Ukraina hingga mencapai 12.000 personel.

Sementara itu, pertempuran masih berkecamuk di Ukraina timur. Namun pasukan pemerintah mulai menuai kesuksesan dalam beberapa pekan terakhir ini dan kini tengah maju menuju kota Donetsk, basis terkuat kelompok separatis.

PBB mengatakan krisis di Ukraina itu telah memaksa sedikitnya 285.000 orang meninggalkan kediaman mereka, sementara Kiev dan Moskwa saling tuding menjadi biang eksodus warga itu.