Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario mengatakan kapal itu akan menjemput para pekerja Filipina di Misrata, Benghazi dan Sirte. Sedangkan warga Filipina lainnya diharapkan meninggalkan Libya lewat jalan darat.
"Terdapat 400 warga Filipina di Misrata, 300 di Benghazi dan beberapa ratus di Sirte, tapi nampaknya kapal akan sulit mencapai Sirte karena pelabuhannya yang dangkal. Jadi kami harus mengirim kapal yang lebih kecil untuk menjemput mereka," kata Del Rosario.
Dia mengatakan, kapal yang disewa dengan harga 1,8 juta dolar AS itu bisa membawa hingga 1.500 orang dan diharapkan tiba di Libya pada akhir pekan ini.
"Kami berharap bisa menjemput sebanyak mungkin orang, sehingga mereka bisa dibawa ke Malta dengan selamat," tambah dia.
Sekitar 13.000 warga Filipina mencari nafkah di Libya. Namun, semakin meningkatkan pertempuran antara kelompok milisi bersenjata memaksa pemerintah Filipina untuk melakukan evakuasi.
Meski demikian, sekitar 11.000 warga Filipina bersikukuh tetap berada di Libya meski kekerasan nantinya kemungkinan akan menutup akses menuju bandra dan membuat jalur darat keluar negeri itu semakin berbahaya.
Sebagian warga Filipina enggan meninggalkan Libya karena khawatir akan kehilangan pekerjaan yang selama ini memberikan penghasilan yang memadai bagi mereka.
Del Rosario menambahkan, hingga saat ini jalur darat antara Tripoli menuju Tunisia masih aman dan bisa digunakan untuk mengevakuasi warganya dari ibu kota Libya itu.
"Beberapa perusahaan yang mempekerjakan warga Filipina juga melakukan evakuasi," ujar Del Rosario.
Sebanyak 10 juta warga Filipina bekerja di luar negeri, termasuk di Timur Tengah, untuk mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dibanding yang bisa mereka peroleh di kampung halamannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.