Sejumlah pakar seperti dikutip kantor berita Interfax menduga aktivitas manusia yang semakin luas menjadi salah satu penyebab meningkatnya serangan beruang. Selain itu, jaring yang dipasang manusia di sungai-sungai menghalangi ikan salmon yang berenang ke wilayah hulu sehingga beruang kehilangan mangsa alaminya.
"Cuaca ekstrem juga dapat mengganggu bioritme dan pasokan makanan untuk beruang," kata Direktur Program Keanekaragaman Hayati WWF Rusia, Vladimir Krever, Jumat (1/8/2014).
Serangan terakhir terjadi pada Rabu (30/7/2014), di dekat sebuah stasiun cuaca di kawasan hutan Republik Sakha. Seekor beruang menerobos masuk ke kediaman warga dan menggigit tangan seorang perempuan. Beruang itu kabur setelah perempuan korbannya berteriak-teriak meminta tolong warga.
Tiga hari sebelumnya, seekor beruang menyergap seorang bocah laki-laki berusia 14 tahun saat berjalan kaki pulang dari kediaman neneknya di pulau Iturup.
Sang beruang menyeret bocah tersebut ke pesisir sebelum polisi menembak mati hewan buas itu. Bocah laki-laki malang tersebut harus mendapatkan 170 jahitan di sekujur tubuhnya dan masih dalam kondisi kritis.
Bulan ini, seekor beruang membunuh tiga pekerja konstruksi di pulau Sakhalin dan mengakibatkan dua orang lainnya dalam kondisi kritis.
Sedangkan di kawasan lain masih di Republik Sakha, seorang pria selamat dari serangan beruang ketika tanpa diduga telepon genggamnya menyala dan suara dering telepon itu menakuti beruang ganas yang sudah sempat menggigit kepala pria tersebut.
Siberia dan wilayah timur jauh Rusia merupakan habitat asli beruang coklat yang saat dewasa bisa mencapai berat hingga 590 kilogram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.