Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jengkel karena Pria Sydney Ini Keseringan Beperkara

Kompas.com - 25/07/2014, 08:16 WIB
SYDNEY, KOMPAS.com — Karena keseringan mengajukan gugatan hukum, seorang warga Sydney, Australia, bernama Tosson Mahmoud, akhirnya membuat Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia, jengkel dan mengambil langkah untuk membatasi aksesnya beperkara.

Pihak kejaksaan setempat akhirnya meminta pengadilan untuk menyatakan Tosson Mahmoud sebagai vexatious litigant, yang secara sederhana bisa diartikan sebagai "penggugat yang tujuannya cuma ingin mengganggu dan mempermalukan lawannya".

Upaya Jaksa Agung NSW Brad Hazzard ini pun, seperti diduga, lagi-lagi digugat oleh Mahmoud.

Di kalangan praktisi hukum di Sydney, Mahmoud sudah begitu terkenal namanya. Ia sendiri mengaku sudah lupa berapa kali ia mengajukan kasus ke pengadilan.

Di antara kasus yang pernah ia ajukan adalah meminta surat perintah pengadilan untuk mencegah kekerasan melawan tetangganya, membatalkan kebangkrutannya, serta menggugat ganti rugi lebih dari 1 juta dollar terkait pemecatannya sebagai guru, yang dinilainya tidak adil setelah ia dinyatakan bersalah menyerang kepala sekolah.

Pemerintah menganggap pensiunan guru itu menjengkelkan, tetapi Mahmoud berargumen, ia sekadar melaksanakan hak demokratisnya untuk memperjuangkan keadilan melalui pengadilan.

Hari Kamis (24/7/2014), Mahmoud kembali ke pengadilan untuk mengalahkan upaya Jaksa Agung Brad Hazzard yang menyatakannya sebagai "penggugat menjengkelkan".

Kalau dinyatakan sebagai "penggugat menjengkelkan", Mahmoud tidak dapat memulai proses hukum tanpa terlebih dulu meminta izin pengadilan.

Mahmoud mengakui bahwa ia sudah terlalu sering beperkara di pengadilan, entah berapa kali, tetapi ia mengatakan, "Saya bukan orang yang menjengkelkan, saya terpaksa ke pengadilan. Saya menjadi korban otoritas yang korup dan rasialis."

Namun, Mahmoud juga pernah memenangkan perkaranya di pengadilan. Pada tahun 2006, polisi memasuki propertinya dengan paksa di Liverpool, Sydney barat daya. Ia menuntut kompensasi atas penyerangan, gangguan, penyekapan tidak sah, dan pelanggaran atas hak miliknya. Perkara itu diselesaikan di luar pengadilan dan ia mendapat kompensasi 110.000 dollar (Rp 1,1 miliar).

Ketika ditanya apakah perkaranya di pengadilan yang terus-menerus merupakan beban bagi rakyat pembayar pajak, Mahmoud mengemukakan, perkaranya tidaklah semahal biaya yang dikeluarkan Pemerintah Negara Bagian, yang berusaha menyingkirkannya.

Selama ini, hanya 11 orang yang telah dinyatakan sebagai vexatious litigant di New South Wales. Jika upaya kejaksaan berhasil, Mahmoud akan menjadi orang ke-12.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com