HRW menambahkan para tawanan Sunni itu dieksekusi saat pasukan Irak dan milisi Syiah bergerak mundur untuk menghindari serangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setidaknya, masih menurut HRW, delapan tawanan yang dieksekusi adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun.
Lima kasus pembantaian tahanan ini tercatat pada 9-21 Juni di kota Mosul dan Tal Afar di Provinsi Nineveh, di kota Baquba dan Jumarkhe di Provinsi Diyala dan di kota Rawa yang terletak di Provinsi Anbar.
Dalam laporannya itu, HRW mengutip berbagai pernyataan saksi, sejumlah sumber kepolisian dan wawancara dengan keluarga korban.
"Pembunuhan ini bisa menjadi bukti kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan," demikian laporan HRW.
Organisasi ini menambahkan, pembantaian ratusan tahanan Sunni ini merupakan sebuah tindakan balasan atas hal serupa yang dilakukan ISIS terhadap anggota pasukan Irak.
"Menembaki tahanan adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional," kata Wakil Direktur HRW urusan Timur Tengah, Joe Stork.
"Sementara dunia mengecam kekejaman ISIS, di saat yang sama dunia juga jangan menutup mata pembunuhan sektarian yang dilakukan pasukan pemerintah dan milisi pro-pemerintah," tambah Stork.
Di banyak kasus para tahanan ditembak mati begitu saja. Dalam dua kasus yang dicatat HRW, pasukan pemerintah melemparkan granat ke dalam sel yang penuh tahanan bahkan diperoleh laporan puluhan tahanan dibakar hidup-hidup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.