Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Tangkap Pembantai Remaja Palestina

Kompas.com - 07/07/2014, 00:44 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Pemerintah Israel menangkap sejumlah tersangka Yahudi dalam kasus pembunuhan seorang remaja Palestina, berdasarkan keterangan pejabat setempat, Minggu (6/7/2014).

Sepakan lalu, Mohammed Abu Khadeir (16) diculik dan ditemukan dalam kondisi hangus beberapa saat kemudian di hutan Jerusalem. Pembunuhan ini diduga merupakan aksi balas dendam atas kematian tiga remaja Israel yang ditemukan tewas setelah hampir sebulan hilang.

Pejabat yang mensyaratkan anonimitas itu mengatakan beragam motif diselidiki kepolisian Israel, termasuk kriminal dan personal. Namun pejabat ini mengatakan otoritas keamanan berkeyakinan pembunuhan Khadeir ini adalah tindakan "nasionalis", istilah setempat untuk aksi balas dendam terkait sengketa Palestina-Israel.

Harian Haaretz menulis enam orang pelaku sudah berada di tahanan. Otoritas Palestina menuduh Abu Khadeir dibunuh ektremis Yahudi sebagai aksi balas dendam.

Meski memberikan sedikit suka cita, tetapi penangkapan keenam pelaku tersebut disikapi dengan skeptis oleh keluarga Abu Khadeir. "Mereka hanya akan ditanya aan kemudian dibebaskan, apa gunanya?" tanya ibu Abu Khadeir, Suha.

"Mereka (otoritas keamanan) harus memperlakukan para pelaku seperti cara mereka memperlakukan kami, menghancurkan rumah para pelaku dan menahan mereka, seperti mereka melakukannya kepada anak-anak kami," tuntut Suha.

Ayah Abu Khadeir, Hussain, mengatakan keluarga belum mendapatkan pemberitahuan soal penangkapan para tersangka itu. "Bahkan mereka mengumpulkan semua orang Israel, mereka tidak akan bisa membawa kembali anak saya," ujar dia.

Presiden Israel Shimon Peres, Minggu, berjanji membawa pembunuh Khadeir ke pengadilan. "Jika orang-orang Yahudi menjadi pembunuh, mereka akan dimasukkan ke pengadilan seperti halnya pembunuh," ujar dia. "Siapa pun yang dibunuh, bagi kami adalah korban."

Kematian Abu Khadeir memicu kerusuhan meluas di Jerusalem. Kerusuhan besar terjadi pada Sabtu (5/7/2014). Tariq Abu Khadeir, salah satu pemuda Palestina-Amerika yang terluka dalam bentrok dengan polisi, dijatuhi hukuman 9 hari tahanan rumah, Minggu.

Orantua Tariq mengatakan anaknya yang juga siswa di Florida, Amerika Serikat, dipukuli polisi Israel selama bentrokan itu. Saat muncul dari tahanan polisi untuk menjalani hukuman tahanan rumah, muka Tariq masih terlihat memar dan bengkak. Video amatir memperlihatkan para demonstran dipukuli, dan Tariq dikenali ayahnya dari baju yang dipakainya.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan sangat terganggu dengan laporan pemukulan itu dan menuntut penyelidikan. Di Tepi Barat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan ia telah mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk meminta pembentukan komite investigasi internasional atas kasus kekerasan termasuk pembunuhan Khadeir.

Protes di Jerusalem dan kawasan utara Israel dilakukan oleh warga Arab Israel, yakni warga Arab yang memiliki kewarganegaraan Israel. Meski warga negara, mereka kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif dan tetap dianggap sebagai orang Palestina.

Tiga remaja Israel hilang pada 12 Juni 2014 dan mayatnya ditemukan pada 30 Juni 2014. Pemerintah Israel menuduh Hamas bertanggung jawab atas pembunuhan itu, dan sudah dibantah.

Pada Rabu (2/7/2014), Khadeir yang hendak shalat subuh dibantai. Dia sedang berjalan ke masjid di lingkungan kelas menengah, Shuafat, ketiga setidaknya tiga pria memaksanya masuk ke mobil dan melaju pergi. Ayahnya, Hussain Abu Khedair, bertutur jasad putranya ditemukan satu jam kemudian di salah satu hutan di Yerusalem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com