"Melihat kondisi keamanan saat ini di Irak, saya telah memerintahkan pengiriman 200 personel militer tambahan ke Irak untuk memperkuat keamanan di kedutaan AS, fasilitas pendukungnya dan bandara internasional Baghdad," kata Obama dalam suratnya ke Kongres.
"Pasukan ini dikirim untuk melindungi warga serta properti AS, dan jika perlu diperlengkapi persenjataan untuk bertempur," lanjut Obama.
Dengan pengiriman pasukan tambahan ini maka jumlah pasukan AS dan pasukan keamanan kedubes mencapai 800 orang, menyusul serangan kelompok militan Sunni yang dipimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, pasukan Irak melakukan serangan balik di kota kelahiran Saddam Hussein, Tikrit yang menjadi salah satu kota yang diduduki ISIS.
Seorang perwira militer mengatakan pasukannya menguasai daerah pinggiran kota, sekitar 160 kilometer sebelah utara Baghdad, yang dikuasai ISIS pada 11 Juni lalu.
Para pemimpin dunia dan para ulama ternama menekan para pemimpin Irak untuk bersatu dan segera membentuk sebuah pemerintahan. Namun, meski di masa darurat seperti ini, para politisi mengatakan memilih perdana menteri membutuhkan waktu setidaknya selama satu bulan.
Peluang, Perdana Menteri Nuri al-Maliki yang mengincar masa jabatan ketiga memburuk setelah krisis ini dan dia tak dilihat sebagai kandidat utama perdana menteri Irak saat anggota parlemen hasil pemilu April lalu menggelar sidang perdananya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.