Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Saudi Duga Virus MERS Dibawa Unta Impor dari Afrika

Kompas.com - 27/06/2014, 22:06 WIB
RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi, Jumat (27/6/2014) menduga virus MERS yang sudah menewaskan ratusan orang itu berasal dari unta yang diimpor dari kawasan Tanduk Afrika.

Pemerintah Saudi kemungkinan segera melarang untuk sementara impor unta dari Afrika hingga sumber virus MERS dapat dipastikan. Demikian sejumlah ilmuwan Saudi kepada Reuters.

Jika larangan impor unta diberlakukan maka hal itu akan memperburuk ekonomi Somalia yang selama ini menjadi pengekspor utama hewan ternak, khususnya unta, ke Arab Saudi.

Tariq Madani, kepala penasihat pusat pengendali dan komando Kementerian Kesehatan Arab Saudi (CCC), badan yang dibentuk untuk mengendalikan wabah MERS, mengatakan para ilmuwan saat ini sedang melakukan tes unta impor yang baru datang di pelabuhan sebelum diizinkan masuk ke wilayah Saudi.

"Kami curiga penyakit ini dibawa ke Arab Saudi lewat unta yang diimpor dari Tanduk Afrika, namun kami belum memiliki bukti soal itu," kata Madani.

Madani menambahkan, keputusan melarang impor unta sepenuhnya berada di tangan Kementerian Pertanian. Sejauh ini, lanjut Madani, kementerian pertanian belum menerbitkan larangan atau pembatasan impor unta.

"Arab Saudi selalu mengimpor unta dari Tanduk Afrika, namun impor itu bisa dihentikan untul sementara hingga kami mendapatkan informasi yang cukup apakah unta-unta ini membawa virus MERS atau tidak," ujar Madani.

MERS pertama kali teridentifikasi menjangkiti manusia pada 2012. Penyakit ini disebabkan coronavirus yang berasal dari keluarga yang sama dengan virus yang menyebarkan wabah maut SARS di China pada 2003.

Sebanyak 700 orang di Arab Saudi terkontaminasi SARS dan 292 orang di antaranya meninggal dunia. Demikian data terakhir Kementerian Kesehatan Arab Saudi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com