Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Indonesia Rekam Pembicaraan PM Abbott dan SBY

Kompas.com - 03/06/2014, 08:25 WIB
CANBERRA, KOMPAS.com -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak memberikan konfirmasi apakah dia mengetahui wartawan mendengarkan dan merekam pembicaraan teleponnya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pembicaraan berlangsung bulan lalu ketika PM Abbott dan SBY berbicara guna mengatur pertemuan yang akan berlangsung pada Rabu (4/6/2014) di Pulau Batam.

Wartawan ABC di Jakarta mengukuhkan berita bahwa ketika kedua kepala pemerintahan berbicara, para wartawan secara tidak sengaja diizinkan tetap berada di ruangan.

Salah seorang di antaranya kemudian merekam pembicaraan tersebut dan memuat isinya di internet. Dalam pembicaraan itu, SBY mengajukan rencana pertemuan bulan Juni dengan PM Abbott.

Yudhoyono: Because that time will be the election for a new president. If we can meet before August, then we can complete everything. We can strengthen and step up our relationship even higher. (Karena waktu itu akan menjelang pemilihan presiden. Bila kita bisa bertemu sebelum Agustus, kita bisa menyelesaikan semuanya. Kita bisa memperkuat dan meningkatkan hubungan ke tingkat lebih tinggi).

Abbott: I will prove that there is a new relationship between Indonesia and Australia as fast as possible. (Saya akan membuktikan bahwa akan ada hubungan baru antara Indonesia dan Australia secepat mungkin)

Yudhoyono: I'd be glad to join, and we can meet before August ... like in June. We can prove that new relationship. I believe our relationship will get stronger and benefit each other. (Saya senang kita bisa bertemu sebelum Agustus, misalnya bulan Juni. Kita bisa membuktikan adanya hubungan baru. Saya percaya hubungan kita akan lebih erat dan bermanfaat bagi kedua negara).

Sumber ABC di pemerintahan Indonesia mengukuhkan bahwa rekaman itu benar, tetapi mengizinkan wartawan mendengarkan pembicaraan Abbott dan SBY adalah sebuah "kesalahan".

Kepada ABC, Selasa (3/6/2014) pagi, Abbott mengatakan, pembicaraan berlangsung dalam "suasana hangat" dan "yang penting adalah kualitas dari pembicaraan".

Pembicaraan dilakukan guna mengatur pertemuan alternatif, setelah PM Abbott membatalkan rencana pertemuan sebelumnya di Bali karena persiapan pengajuan APBN di Australia, dan juga adanya operasi untuk menangkal pencari suaka, yang diperkirakan bisa mempermalukan Presiden SBY.

Secara resmi, pertemuan hari Rabu adalah "memperbarui rasa saling percaya" menyusul ketegangan hubungan antarkedua negara menyusul tuduhan bahwa Australia menyadap telepon Presiden SBY.

Namun, pejabat Indonesia mengatakan bahwa pembicaraan belum akan menyentuh hal penting bagi kerja sama penuh antarkedua negara.

Patroli maritim bersama dan kerja sama keamanan lainnya masih dibekukan, dan Indonesia mengatakan bahwa kerja sama penuh tidak akan terjadi sampai kedua negara menandatangani kesepakatan baru mengenai perilaku antarkedua negara.

Di Batam, kesepakatan ini tidak akan ditandatangani, tetapi kedua pemerintahan berharap sudah akan diselesaikan sebelum masa pemerintahan SBY berakhir pada bulan Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com