Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Makanan" yang Terlihat Bergizi itu Ternyata Mematikan...

Kompas.com - 30/05/2014, 10:36 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Ketika petani Australia Tony Knight pertama kali melihat tanaman berbunga ungu yang tumbuh di bekas daerah kebakaran di dekat tempat domba-dombanya merumput, dia berpikir tanaman itu terlihat baik sebagai pakan ternak.

Namun, pandangan pertamanya soal tanaman itu, jauh dari kenyataan. Tanaman yang tumbuh di wilayah barat laut New South Wales yang tahun lalu habis terbakar itu ternyata mengandung racun yang mempengaruhi saraf domba.

Ratusan domba pun tewas. Kalaupun bertahan hidup, domba-domba yang memakan tanaman itu mengalami kemunduran mental dan fisik.

Tanaman itu dikenal sebagai "darling pea". "Awalnya domba-domba itu baik-baik saja ketika pertama kali memakannya," tutur Knight, petani di dekat kota Coonabarabran.

Namun, situasi kemudian memburuk. "Hingga mereka kecanduan, (tanaman itu) seperti narkoba, dari semula seperti makanan tebaik berubah menjadi musuh terburuk," tutur Knight.

Knight mengatakan dia telah kehilangan hampir 100 domba merino dari semula 800 kawanan domba yang kuat, hanya dalam hitungan bulan.

Adik ipar Knight, Louise, yang peternakannya bertetangga dengannya, kehilangan 800 dari 14.000 dombanya. Semua karena rumput tersebut.

Temuan ini telah mengaktifkan peringatan wabah. Apalagi di kawasan ini "darling pea" tumbuh subur di area bekas kebakaran sabana.

Hancurnya pagar dalam kebakaran yang meratakan 54.000 hektar padang rumput pada tahun lalu telah menyulitkan para peternak untuk menghalau ternak mereka menjauh dari tanaman yang memikat itu.

Saat ini, Australia diperkirakan memiliki 74 juta kawanan domba, dengan 79 persen di antaranya adalah domba merino. Domba-domba ini dibiakkan untuk diambil bulunya, kemudian diolah menjadi bahan wol berkualitas tinggi.

Australia merupakan salah satu produsen dan eksportir wol terkemuka di dunia. Pasar wolnya mencapai 24 persen produksi global, dengan ekspor tahunan mencapai 3 miliar dollar Australia, setara lebih dari Rp 32 triliun, dengan China sebagai konsumen terbesarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com