Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Pakistan: Gencatan Senjata dengan Pemerintah Berakhir

Kompas.com - 17/04/2014, 11:25 WIB
ISLAMABAD, KOMPAS.COM - Taliban Pakistan, Rabu (16/4/2014), mengatakan, pihaknya tidak akan memperpanjang gencatan senjata dengan pemerintah Pakistan, enam hari setelah  gencatan senjata selama beberapa minggu resmi berakhir.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kepada media, Tehrik-e-Taliban Pakistan, atau TTP, menuduh pemerintah Pakistan tidak memberikan respon positif terhadap gencatan senjata, yang dimulai 1 Maret lalu untuk jangka waktu sebulan dan akhirnya diperpanjang hingga 10 April.

Salah seorang pemimpin kelompok militan itu, Umer Khalid Khurrsani, mengatakan pada Rabu bahwa pemerintah tidak serius tentang perdamaian dan bahwa satu-satunya cara untuk menerapkan syariah, atau hukum Islam, adalah jihad. Kelompok itu menyampaikan serangkaian tuntutan bulan ini, termasuk pembebasan sejumlah warga sipil yang ditahan.

Pemerintah Pakistan belum memberikan respon terhadap pengumuman tersebut, kata Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Danial Gillani, Rabu .

TTP telah melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Pakistan. Mereka berperang untuk menerapkan versi hukum syariah yang keras di seluruh Pakistan dan menolak konstitusi negara.

Pakistan mengumumkan sebuah inisiatif perdamaian, dan gencatan senjata dicapai untuk membuka jalan bagi perundingan. Namun serangkaian pembicaraan buntu pada Maret setelah sejumlah serangan Taliban. Perwakilan pemerintah Pakistan tidak menemui pihak Taliban untuk pembicaraan pada 26 Maret, yang sedianya merupakan kontak langsung pertama antara kedua belah pihak.

Taliban telah membuat tuntutan, termasuk pembebasan warga sipil, pada awal April. Setidaknya 19 warga sipil Taliban telah dibebaskan sebelumnya sebagai isyarat adanya kemauan baik untuk melakukan pembicaraan damai, kata Shaukatullah Khan, gubernur provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Pembebasan itu terjadi atas perintah Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, kata Khan. Sejak berkuasa tahun lalu, Sharif menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengatasi kekerasan di negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com