Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hebat! Palestina Punya Pasukan Komando Perempuan

Kompas.com - 08/04/2014, 20:06 WIB
RAMALLAH, KOMPAS.com - Sekelompok perempuan berhijab namun berseragam hijau khas militer terlihat lelah ketika berjalan menuruni sebuah gedung berlantai enam di Tepi Barat.

Para perempuan itu menembakkan senapan serbu AK-47 mereka ke arah teroris imajiner sambil melindungi seorang sosok pejabat penting masuk ke dalam mobilnya.

Para perempuan "perkasa" yang sedang berlatih tempur itu adalah bagian dari 22 orang perempuan yang akan menjadi anggota komando pasukan penjaga presiden Palestina.

Mereka adalah para perempuan pertama yang menjadi bagian pasukan elite berkekuatan 2.600 orang perseonel itu yang selebihnya adalah para pria itu.

Bergabungnya para perempuan itu di kesatuan elite Palestina tersebut menggambarkan sebuah perubahan besar di Tepi Barat selama beberapa tahun terakhir. Sejumlah penghalang jender mulai hilang, dengan beberapa perempuan mulai menduduki jabatan wali kota, hakim dan menteri atau memulai bisnis mereka sendiri.

Di sisi lain, tingkat pengangguran di Tepi Barat meningkat dan para keluarga Palestina kini lebih terbuka untuk mengizinkan kaum perempuan bekerja di bidang yang sebelumnya bukan ranah mereka, jika itu berarti mereka bisa mendapatkan uang.

Kepolisian dan institusi keamanan lain di Tepi Barat secara total memiliki kekuatan 30.000 personel namun hanya memiliki tiga persen anggota perempuan.

"Ada dorongan untuk merekrut lebih banyak perempuan untuk pasukan kepolisian," kata Brigadir Jenderal Rashideh Mughrabi.

Perekrutan untuk pasukan perempuan penjaga presiden ini sudah dimulai sejak tahun lalu. Para lulusan Universitas Kemerdekaan, sebuah akademi kepolisian di Jeriko, menjadi sumber rekrutan baru ini.

Salah seorang lulusan universitas itu adalah Kurum Saad (23). Bagi perempuan muda itu kesempatan bergabung dengan pasukan khusus ini sangat "menggiurkan". Apalagi, secara tradisional seorang perwira perempuan biasanya hanya mendapat tugas administrasi.

"Saya ingin petualangan. Saya tak ingin hanya duduk di dalam kantor. Sejak saya masih anak-anak, saya suka olahraga dan menembak," ujar Saad.

Dalam sebuah latihan, Saad dan kawan-kawannya mengenakan sepatu bot hitam, seragam bercorak kamuflase dan mengenakan topeng ski di atas hijab mereka.

Selanjutnya, para perempuan ini -termasuk yang tak bisa berenang- diminta terjun ke dalam sebuah kolam untuk menunjukkan keberanian mereka. Dengan seragam lengkap menyelam ke dalam kolam. Salah satu dari mereka harus diselamatkan tim pelatih.

Selanjutnya, enam prajurit perempuan ini menuruni gedung enam lantai itu secara berpasangan dengan menggunakan tali. Latihan ini membutuhkan nyali besar dan para perempuan ini mengaku pada awalnya mereka merasa sangat takut.

Saad mengatakan awalnya dia sangat takut ketinggian. Namun, saat berlatih di Jordania, dia bisa mengatasi rasa takutnya itu. Buktinya, dalam latihan ini, Saad dengan mulus menuruni tali itu dan tersenyum lebar ketika menjejakkan kakinya di tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com