Dalam pernyataan yang diunggah ke situs resminya di Ukraina, McDonald's mengatakan, keputusan itu diambil terkait "alasan-alasan teknis di luar kendali perusahaan".
Meski tidak secara jelas mengungkapkan alasannya, langkah McDonald's itu menjadi cerminan adanya ketidakpastian di antara perusahaan-perusahaan Barat terkait masa depan mereka di Rusia terkait intervensi negeri itu di Ukraina.
Lebih lanjut, McDonald's mengatakan segera membuka kembali gerai-gerainya di ibu kota Crimea, Simferopol, dan di kota pelabuhan Sevastopol serta Yalta jika "terdapat kesempatan".
McDonald's juga menjanjikan para karyawannya di Crimea akan mendapatkan pekerjaan di gerai-gerai McDonald's di Ukraina dan akan membiayai pemindahan keluarga karyawan dari Crimea ke Ukraina.
Pengumuman penutupan sementara itu membuat McDonald's menjadi bahan olok-olok sejumlah politisi Rusia yang selama sebulan belakangan terlibat perang kata-kata dengan Barat terkait masalah Crimea.
"Bagus jika McDonald's menutup cabangnya di Crimea. Biarkan mereka juga menutup gerainya di sini (Rusia)," kata politisi ultranasionalis Rusia, Vladimir Zhirinovsky.
"Sebagai bentuk sanksi, mereka setuju tak meracuni lagi warga Crimea. Dan apakah kita harus merasa risau? Tidak! Karena kita tidak akan menyantap makanan beracun itu," tambah Zhirinovsky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.