Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

?MEA Membutuhkan Banyak Tenaga Kerja Kejuruan

Kompas.com - 01/04/2014, 19:11 WIB
KOMPAS.com - Salah satu syarat penting bagi terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 adalah bertemunya tuntutan kerja dengan ketrampilan tenaga kerja. Makanya, sebagaimana menjadi perhatian Jerman di negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, jembatan antara industri dan sekolah kejuruan adalah hal yang mampu membuat Indonesia bersaing di MEA.

Adalah Sekretaris Parlemen untuk Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Republik Federal Jerman Thomas Silberhorn yang mengungkapkan hal itu dalam pembukaan Konferensi Regional Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Kerja (TVET-Technical and Vocational Education and Training) pada 1-2 April 2014 di Jakarta. Konferensi itu dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Mohammad Nuh. Konferensi ini adalah hasil kerja sama kedua belah pihak serta Kementerian Tenaga kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sejatinya, kerja sama antara Indonesia dan Jerman di sektor pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja para lulusan sekolah kejuruan dan calon tenaga kerja di beberapa wilayah di Indonesia. Dalam jangka panjang, kerja sama ini secara khusus berfokus pada peningkatan kemampuan kerja dan transisi dari dunia pendidikan  ke dunia kerja bagi lebih dari 10,000 lulusan. Termasuk sedikitnya 40 persen wanita dan 30 persen dari kelompok masyarakat yang kurang beruntungdi lima provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur. Kerja sama bilateral ini tengah mendukung 23 sekolah dan institusi kejuruan melalui bantuan  keahlian teknis, peralatan dan keuangan melalui program Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (SED-TVET / Sustainability Economic Development-TVET).

KOMPAS/IRMA TAMBUNAN Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Batanghari, Jambi, secara swadaya memproduksi mobil balap. Dari hasil karya ini, sekolah tersebut menjadi Juara I tingkat Provinsi Jambi dalam pameran dan lomba inovasi yang digelar Dinas Pendidikan Provinsi Jambi akhir Tahun 2012. Demo mobil balap, Selasa (26/3/2013).
Menurut Silberhorn, Jerman adalah negara pendonor terbesar di dunia pada sektor TVET. Jerman  memiliki program kerja sama dengan lebih dari 80 negara di dunia di sektor ini. Dengan Indonesia, kerja sama ini sudah berlangsung sejak 1958.

Selanjutnya, negara-negara anggota ASEAN saat ini tengah mempersiapkan penerapan pasar bebas tenaga kerja di Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Untuk tujuan ini mereka tidak hanya memperkuat kompetensi tenaga kerja agar berhasil dalam persaingan di pasar bebas regional, tetapi juga memperkuat kerja sama guna menjamin standardisasi bersama dan kesepakatan pengakuan bersama.

Pada bagian selanjutnya, salah satu aspek penting kesuksesan pendidikan kejuruan di Jerman adalah hubungan yang erat dengan sektor swasta. Di salah satu kabupaten di Indonesia yang menjadi percontohan TVET kedua negara, ada 1.700 perusahaan berkomitmen menyediakan lapangan kerja magang, kerja sama pembiayaan pelatihan kejuruan, dan menginformasikan lowongan pekerjaan ke pusat-pusat penempatan kerja lokal.

“Kami ingin berkontribusi untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan mengentaskan kemiskinan. Akan tetapi, agar tujuan-tujuan ini dapat tercapai, ekonomi harus telah mampu menyediakan lapangan kerja bukan hanya produktif tetapi juga pekerjaan yang layak. Kondisi kerja yang layak adalah tujuan penting dari kebijakan pembangunan Jerman. Hal ini karena kondisi kerja layak juga merupakan landasan kesuksesan ekonomi Jerman. Kesehatan dan keselamatan kerja, hukum perburuhan dan upah yang layak merupakan prasyarat untuk memfungsikan sistem perlindungan sosial, permintaan yang sehat di pasar domestik serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” demikian Thomas Silberhorn.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com