Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Al Aqsa Tidak Akan Berubah

Kompas.com - 28/02/2014, 09:36 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM — Israel akhirnya mundur dari upaya memaksakan kedaulatan negara zionis itu atas kompleks Masjid Al Aqsa setelah memicu ketegangan dengan Jordania. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan, status kompleks Masjid Al Aqsa tidak akan berubah.

Dalam siaran pers yang disampaikan, Kamis (27/2/2014), kantor Perdana Menteri Israel menegaskan, Israel mempertahankan status kompleks Masjid Al Aqsa seperti sebelumnya, yakni di bawah kontrol Pemerintah Jordania. Israel juga akan menjamin kebebasan beribadah bagi pemeluk tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi, di tempat-tempat suci di Jerusalem.

Demikian dilaporkan wartawan Kompas, Musthafa Abd Rahman, yang memantau perkembangan situasi di Timur Tengah dari Kairo, Mesir.

Pernyataan resmi Israel itu disampaikan setelah reaksi keras terus bermunculan terkait dimulainya sesi debat soal kompleks Masjid Al Aqsa di Parlemen Israel (Knesset), Selasa lalu. Dalam debat itu dibahas usulan mencabut larangan bagi warga Yahudi untuk berdoa di dalam kompleks masjid.

Komisi urusan lingkungan hidup dan dalam negeri Knesset, Rabu, merekomendasikan agar warga Yahudi bisa mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa selama tiga setengah jam setiap hari dan agar Kepolisian Israel mengamankan mereka.

Seperti diketahui, kompleks Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah di Arab Saudi, juga dianggap sebagai tempat suci bagi orang Yahudi.

Debat di Knesset itu dinilai sebagai langkah awal Israel untuk memaksakan kedaulatan atas kompleks Al Aqsa.

Menimbang kembali

Hari Kamis, PM Jordania Abdullah Nsur mengancam akan menimbang kembali perjanjian damai dengan Israel tahun 1994. ”Jika Israel ingin melanggar traktat perdamaian dalam soal ini, semua traktat, pasal, detail, dan susunan kalimatnya akan kami kembalikan ke meja perundingan,” ujar PM Nsur kepada surat kabar Al Watan.

Sehari sebelumnya, Parlemen Jordania telah meloloskan mosi untuk mengusir Duta Besar Israel di Amman dan menarik Dubes Jordania di Israel.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga mengecam ”eskalasi berbahaya” di Knesset itu. Sekretaris Jenderal OKI Iyad Madani, Rabu, menyebut debat di Knesset itu sebagai ”langkah berbahaya dan belum pernah terjadi” yang menjadi bagian dari politik rasialis Israel dengan tujuan meyahudikan Jerusalem.

Di Kairo, Liga Arab mempelajari kemungkinan mengajukan somasi ke Dewan Keamanan PBB terkait ulah Israel di kompleks Masjid Al Aqsa itu. (AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com