Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Truk Bantuan ke Suriah Ditembaki

Kompas.com - 10/02/2014, 09:04 WIB
DAMASKUS, KOMPAS.COM - Konvoi truk pembawa bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bulan Sabit Merah Suriah yang menuju kota tua Homs di Suriah, Sabtu (8/2), ditembaki oleh milisi oposisi Suriah. Meski demikian, pengiriman bantuan tetap jalan terus.

Tim bantuan akhirnya mendistribusikan 250 paket makanan serta 190 paket kesehatan dan obat-obatan untuk penyakit kronis ke Homs.

Para pekerja yang mengirimkan bantuan pada Minggu (9/2) juga mengevakuasi sedikitnya 420 warga sipil yang selama ini terperangkap di kota Homs yang dikuasai pihak oposisi Suriah dan dikepung pasukan Pemerintah Suriah selama 600 hari.

Operasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Homs tersebut dimungkinkan setelah ada kesepakatan antara PBB dan Pemerintah Suriah untuk mengevakuasi ribuan warga sipil yang terjebak di Homs. Kesepakatan tersebut meliputi distribusi bantuan kemanusiaan bagi sekitar 3.000 orang yang terjebak di kota itu.

Untuk melaksanakan dua hal tersebut, dilakukan gencatan senjata yang seharusnya dipatuhi oleh mereka yang berkonflik. Namun, kenyataannya berbeda. Sabtu lalu, konvoi pembawa bantuan justru ditembaki.

Penembakan yang diarahkan pada konvoi truk pembawa bantuan tersebut menewaskan lima warga setempat, termasuk seorang komandan pasukan oposisi. Beberapa anggota tim pembawa bantuan terluka terkena pecahan ledakan mortir.

”Kami belum tahu apakah evakuasi warga sipil akan terus dilakukan hari Minggu ini. Anda bisa melihat apa yang terjadi Sabtu kemarin. Penembakan yang terjadi di kota tua Homs benar- benar gila,” kata Abu Bilal, seorang aktivis yang terjebak di Homs sejak Juni 2012.

”Kami berharap lebih banyak bantuan akan datang dan berharap warga sipil dapat dievakuasi. Namun, kita tidak tahu apakah itu akan terjadi. Kami takut bahwa kita hanya akan melihat lebih banyak penembakan dibandingkan dengan kemarin,” katanya.

Wilayah Homs menjadi tenang Minggu pagi setelah terjadi penembakan Sabtu malam, karena kedua belah pihak yang berkonflik tampaknya menghormati gencatan senjata tiga hari yang dimulai Jumat lalu. Dalam sebuah pernyataan hari Sabtu, Gubernur Homs Talal al Barazi mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan pengiriman bantuan kemanusiaan.

”Tentara Suriah berkomitmen untuk melakukan gencatan senjata agar pemberian bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dan memberikan jalan agar warga sipil dapat keluar dengan aman dari kota tua Homs meskipun pemberontak melakukan pelanggaran terhadap gencatan senjata,” kata Barazi.

Abu Bilal mengatakan, sangat ”tidak masuk akal” bagi pihak oposisi menyerang konvoi bantuan tersebut. Ia menambahkan, seorang komandan oposisi justru tewas dalam penembakan hari Sabtu lalu.

Kelompok hak asasi manusia secara rutin mengecam pengepungan sejumlah wilayah di Homs. Dilaporkan ada 1.200 perempuan, anak-anak, dan sejumlah warga lanjut usia berada di antara 3.000 warga sipil yang terjebak di Homs dan harus bertahan hidup dengan hanya memakan tumbuh-tumbuhan liar dan buah zaitun.

Operasi pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut diawali dengan pembicaraan di Swiss pada bulan lalu, yang dihadiri oleh perwakilan rezim pemerintah dan oposisi. Mereka duduk bersama untuk melakukan pembicaraan damai. Namun, perundingan itu hanya menghasilkan sedikit kemajuan terkait pencarian solusi politik bagi perang saudara di Suriah.

Saat bantuan mulai mengalir ke Homs, sebanyak 300 orang tewas dalam pertempuran yang terus berkecamuk di Suriah sepanjang Sabtu lalu. Menurut organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah, data jumlah korban tewas terbaru dalam konflik Suriah telah mencapai 136.000 orang dan jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi serta tak lagi memiliki tempat tinggal akibat perang. (AFP/LOK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com