Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kelinci di Telinga Patung Mandela

Kompas.com - 23/01/2014, 11:41 WIB
JOHANNESBURG, KOMPAS.COM - Ketika patung Nelson Mandela diresmikan di pusat pemerintahan Afrika Selatan di Pretoria setelah penguburannya bulan lalu, tidak ada yang memerhatikan sebuah detail kecil, yaitu seekor kelinci perunggu yang terdapat di telinga kanan patung itu.

Departemen Seni dan Budaya Afrika Selatan telah memerintahkan penyingkiran kelinci itu demi menegakan martabat patung perunggu setinggi sembilan meter dari sosok presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu. Kelinci tersebut, yang mengingatkan orang akan karakter Disney, secara diam-diam ditambahkan para pematung, yaitu Ruhan Janse Van Vuuren dan Andre Prinsloo, sebagai pengganti tanda tangan. Prinsloo dalam komentarnya kepada harian Beeld mengatakan, tenggat waktu pengerjaan patung itu sangat mepet. Mengapa harus kelinci? Entahlah. Yang pasti kata haas dalam bahasa lokal Afrika bisa bermakna kelinci atau tergesa-gesa.

Para pematung itu secara genit menambahkan "penanda kecil" itu setelah Departemen Seni dan Budaya menolak permintaan mereka untuk membubuhkan tanda tangannya di kaki celana patung tersebut, tulis Beeld.

"Faktor waktu sangat besar dan waktu itu kami harus bekerja keras," kata Prinsloo kepada Beeld. Dia mengatakan kelinci itu terlalu kecil untuk dapat dilihat pengunjung. "Anda perlu lensa panjang atau teropong untuk melihatnya. Selama proses pencetakan, banyak orang melihat patung itu dari dekat dan tidak ada yang menyadari hal itu," katanya.

Prinsloo mengatakan kepada harian Mail dan Guardian bahwa dia menyesal hal kecil semacam itu telah menyebabkan sebuah diskusi panjang. Kedua pematung itu merupakan seniman perunggu berpengalaman yang telah mengerjakan banyak pantung terkenal Afrika Selatan.


AFP Kelinci perunggu di telinga kanan patung Nelson Mandela itu tidak terlihat dari jarak jauh.
Menteri Seni dan Budaya, Paul Mashatile, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pematung itu telah meminta maaf dan permintaan maaf mereka telah diterima. Pernyataan itu mengatakan, "Departemen tidak mengetahui niat pematung menempatkan objek kelinci di telinga patung itu. Departemen juga tidak menerima permintaan apapun dari mereka untuk membubuhkan tanda tangannya pada karyawa itu."

Patung tersebut, yang menggambarkan Mandela dengan senyum khasnya dan tangan yang terbuka lebar, diresmikan pada hari setelah pemakamannya di desa kelahirannya, Qunu. Patung itu didirikan di depan Union Buildings di Pretoria, tidak jauh dari ampiteater di mana Mandela disemayamkan selama tiga hari setelah kematiannya.

"Sangat disayangkan bahwa para pematung... memilih untuk menempatkan sebuah objek di patung itu tanpa sepengetahuan orang-orang yang menugaskan mereka," kata Mashatile. "Mereka telah  meminta maaf untuk itu dan untuk setiap pelanggaran terhadap siapa saja yang merasa tindakan mereka tidak menghormati kenangan dan warisan Tata Mandela," katanya, dengan menggunakan nama kesayangan Mandela yang digunakan sebagian besar warga Afrika Selatan.

Dali Tambo, juru bicara Pertumbuhan Koketso, sebuah lembaga budaya dan pengembangan pariwisata yang dipakai Departemen Seni dan Budaya untuk mengerjakan patung itu, mengambarkan keberadaan kelinci itu sebagai hal "disesalkan" dan "lelucon yang tidak masuk akal". Tambo merupakan putra Oliver Tambo, yang memimpin Kongres Nasional Afrika selama bertahun-tahun ketika Mandela dipenjarakan rezim apartheid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber smh.com.au
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com