Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Hentikan 20 Persen Pengayaan Uranium

Kompas.com - 20/01/2014, 15:41 WIB
TEHERAN, KOMPAS.COM — Kepala Urusan Nuklir Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, negara republik Islam itu akan menghentikan produksi 20 persen uranium yang diperkaya mulai Senin (20/1/2014) siang waktu setempat (atau tepat pukul 15.30 WIB). Demikian lapor kantor berita resmi negara itu, IRNA.

"Secara sukarela menghentikan produksi 20 persen pengayaan uranium merupakan langkah utama yang kami lakukan pada Senin siang," kata Salehi, merujuk pada kesepakatan nuklir antara Iran dan sejumlah negara adidaya dunia. "Dua jeram (yang digunakan untuk memperkaya uranium) di Natanz dan empat jeram di Fordo akan diputus mulai siang hari ini yang berarti produksi 20 persen praktis berhenti," tambah Salehi.

Para inspektur badan pengawas nuklir PBB telah tiba di Teheran, Sabtu, untuk mengawasi pelaksanaan kesepakatan yang mengharuskan pembatasan sementara program nuklir Iran. Tim itu ditugaskan untuk memberi laporan ke markas badan tersebut di Wina tentang langkah-langkah yang Teheran harus ambil berdasarkan kesepakatan yang disepakati pada November lalu dan dirampungkan minggu lalu antara Iran dan kelompok P5 +1 yang terdiri dari negara-negara kuat dunia.

Kesepakatan yang disetujui setelah bertahun-tahun negosiasi tanpa hasil itu mulai berlaku tanggal 20 Januari ini dan akan berlangsung selama enam bulan. Menurut kesepakatan itu, Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uranium di atas kemurnian 5 persen, dan menetralisasi  persediaan yang mengandung hampir 20 persen uranium.

Sebagai imbalannya, Iran akan dapat kelonggaran terkait sanksi-sanksi Barat dan akses ke hampir 4,2 miliar dollar asetnya yang dibekukan.

Pihak Barat menduga program nuklir sipil Iran merupakan kedok untuk meraih senjata nuklir. Namun, Teheran membantah keras tuduhan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com