Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan di Kantor Polisi di Mesir Tewaskan 15 Orang

Kompas.com - 25/12/2013, 05:32 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP
KAIRO, KOMPAS.com — Sebuah ledakan kuat meratakan sebuah kantor polisi di kota Delta Nil Mesir, Selasa (24/12/2013). Sedikitnya 15 orang tewas dan 100 orang terluka.

Ledakan terjadi di tengah persiapan referendum yang dijadwalkan berlangsung pada 14-15 Januari 2013. Referendum ini merupakan tahap penting bagi Mesir, menyusul penggulingan Presiden Muhammad Mursi pada Juli 2013. Korban tewas adalah 14 polisi dan 1 warga sipil.

Aksi pengeboman meningkat belakangan ini di Mesir. Ribuan pendukung Mursi ditangkap dan dipersalahkan untuk setiap insiden yang terjadi di sana.

Salah satu tokoh pendukung Mursi yang ditangkap adalah perdana menteri di kabinet Mursi, Hesham Kandil. Dia ditangkap pada Selasa untuk menjalani hukuman kerja sosial selama satu tahun.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan hari Selasa. Namun, para pejabat senior militer dan kemanan mengatakan ada jejak keterlibatan Ansar Beit al-Maqdis atau Champions Yerusalem, militan berbasis di kawasan Sinai.

Kelompok ini telah mengklaim sebagian besar serangan selama beberapa bulan terakhir, termasuk upaya pembunuhan terhadap menteri dalam negeri Mesir pada September 2013.

Sebelum ledakan di kantor polisi ini, kelompok tersebut baru saja mengeluarkan ancaman bakal ada lebih banyak serangan.

Pengeboman di markas polisi di Mansoura, ibu kota provinsi yang berjarak 110 kilometer di utara Kairo, ini merupakan serangan kedua. Pada Juli 2013, gedung yang sama menjadi target serangan bom yang menewaskan 1 polisi.

Serangan pada Selasa dini hari waktu setempat itu meruntuhkan dinding dari bangunan lima lantai itu. 
Puluhan mobil yang diparkir dan kendaraan polisi terbakar. Beberapa bangunan di sekitar markas tersebut juga turut rusak, termasuk sebuah bank dan bioskop.

Jumlah korban tewas merujuk pada pernyataan Menteri Kesehatan Mohammed Fatahallah. Para pejabat keamanan masih menyelidiki cara serangan itu dilakukan. Diduga serangan ini melibatkan aksi bom bunuh diri menggunakan truk bermuatan bahan peledak.

Perdana Menteri el-Beblawi langsung menuding kelompok Islam pendukung Mursi mendalangi serangan ini. Dia pun menyebut serangan ini sebagai pelanggaran hukum maksimum. Presiden menyatakan tiga hari berkabung nasional untuk menghormati para korban serangan ini.

Namun, dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa, Ikhwanul Muslimin yang lekat disebut sebagai pendukung Mursi mengutuk serangan bom ini. Mereka menyebutnya sebagai "serangan langsung terhadap persatuan rakyat Mesir".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com