Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2013, 06:55 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Pemimpin kulit hitam pertama Afrika Selatan, Nelson Mandela, dimakamkan, Minggu (15/12/2013). Pemakaman didahului dengan upacara kenegaraan yang dipenuhi eulogi tangisan dan sumpah melengking untuk mengejar cita-cita kesetaraan dan keadilan yang diperjuangkan Mandela.

Peti mati Mandela dimakamkan dalam kompleks keluarga, di desa tempat Mandela kecil tumbuh, di daerah Qunu. Pemakamannya dihadiri Graha Machel, jandanya saat meninggal, dan istri yang melekat erat dengan namanya, Winnie Madikizela Mandela, beserta 450 tamu yang sudah lebih dulu diseleksi.

Sebelum prosesi di pemakaman keluarga, upacara kenegaraan untuk melepaskan Mandela ke pemakaman berlangsung dua jam. Ungkapan-ungkapan emosional mengalir dari para pembicara yang menyampaikan kata-kata perpisahan untuk Mandela.

"Orang ini adalah anak terbesar Afrika Seltan," kata Cyril Ramaphosa, Wakil Presiden ANC, partai yang membesarkan Mandela. Penghormatan 21 tembakan senjata dari pasukan militer, menandai saat perpisahan untuk Mandela bagi 4.500-an orang yang mengikuti upacara pelepasan itu.

Peti jenazah Mandela berbalut bendera Afrika Selatan, dikelilingi 95 lilin yang menandai usianya saat meninggal, berada di pusat upacara. Hadir dalam upacara ini George Bizos, Desmond Tutu, dan Ahmed Kathrada.

"Saya pertama kali bertemu dengannya 67 tahun lalu," kata Kathrada, yang sama-sama dijatuhi hukuman seumur hidup seperti halnya Mandela, pada 1963. Dia mengingat sosok Mandela sebagai petinju amatir saat itu, yang jelas jauh berbeda dengan kondisi terakhirnya ketika terbaring di rumah sakit.

"Apa yang saya lihat di rumah sakit adalah orang yang tak berdaya," kata Kathrada dengan suara pecah. "Selamat jalan saudaraku, mentorku, pemimpinku," ujar dia. "Sekarang saya kehilangan saudara, hidup saya kosong dan tak tahu lagi kepada siapa saya berpaling."


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com