Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Tetap Tolak Zona Pertahanan Udara China

Kompas.com - 28/11/2013, 12:38 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, Kamis (28/11/2013), membantah sikap pemerintah Australia yang menentang Zona Pertahanan Udara China akan berdampak pada perdagangan kedua negara.

Awal pekan ini Menlu Bishop memanggil Dubes China untuk menyampaikan penolakan Australia terhadap zona pertahanan udara yang ditetapkan sendiri oleh China tersebut. Zona ini mencakup pulau-pulau yang dikuasai Jepang namun diklaim China.

Menurut Bishop, waktu dan cara China mengumumkan penerapan zona tersebut tidak membantu stabilitas regional. China langsung membalas sikap Australia ini dengan menyebutnya "tidak bertanggung jawab" dan "keliru" dan memperingatkan risiko "rusaknya hubungan kedua negara".

"China memandang Australia sangat keliru mengeluarkan penyataan tidak bertanggung jawab tentang Zona Pertahanan Udara Laut China Timur," demikian pernyataan jurubicara Deplu China Qin Gang.

"China mendesak Australia untuk mengoreksi kesalahan itu guna menghindari rusaknya hubungan kerjasama kedua negara," tambah Qin Gang.

Namun Menlu Bishop membela sikap Australia dan membantah kemungkinan adanya dampak terhadap pembicaraan perdagangan bebas kedua negara.

"Pemerintah China sudah merespon, namun secara umum hubungan kita terus berlanjut," katanya kepada wartawan di Canberra.

"China adalah mitra dagang kita yang utama, namun pantas juga jika masing-masing pihak menyatakan keberatan satu sama lain dan melakukannya dengan cara yang mungkin ditanggapi dengan baik," kata Bishop.

Menlu Bishop membantah sikap Australia ini adalah akibat adanya tekanan dari Amerika Serikat. "Kita bukan satu-satunya negara yang mengajukan keberatan," katanya.

Sementara itu Pemimpin Oposisi Bill Shorten mengatakan Pemerintah Koalisi mengalami awal yang sulit dalam hubungan luar negeri. "Kami ingin agar pemerintah bisa menyelesaikan hal ini dengan tepat. Kami tidak mau mengganggu. Kepentingan nasional sangat penting," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com