Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Januari, Zimbabwe Larang Warga Asing Memiliki Usaha

Kompas.com - 27/11/2013, 22:02 WIB
HARARE, KOMPAS.com — Pemerintah Zimbabwe akan menerapkan rencana kontroversial yang melarang warga negara asing memiliki sejumlah usaha di negeri itu.

"Warga negara asing yang bekerja di sektor-sektor yang ditentukan diberi waktu hingga 1 Januari untuk mematuhi aturan pemerintah," kata seorang pejabat Pemerintah Zimbabwe, Rabu (27/11/2013).

Bidang usaha yang tidak boleh dimiliki warga asing termasuk tempat pembuatan roti, tempat potong rambut, salon kecantikan, agen perumahan, penggilingan gandung, pabrik pengolahan susu, waralaba, pengolahan tembakau, transportasi, dan layanan "valet".

Aturan kontroversial ini sebenarnya sudah ada sejak 2010 tetapi belum diterapkan. Sejauh ini, aturan ini baru menempatkan warga Zimbabwe di pertanian-pertanian yang dulu dimiliki warga kulit putih dan sejumlah usaha lain yang dimiliki warga Barat.

Pada Januari nanti dipastikan warga negara asing dari China, Republik Demokratik Kongo, India, Nigeria, dan Pakistan akan merasakan dampaknya. Presiden komunitas Nigeria di Zimbabwe, Simon Udemba, meminta pemerintah mempertimbangkan kembali peraturan ini.

"Sebagai orang Afrika dan penduduk Zimbabwe, saya sangat kecewa karena langkah ini tidak akan memberikan keuntungan ekonomi terhadap negeri ini," kata Udemba.

Udemba menambahkan, warga Nigeria di Zimbabwe telah memberikan kontribusi positif untuk pembangunan negeri itu sehingga tak seharusnya mereka diusir dari Zimbabwe.

"Warga Nigeria berada di Zimbabwe di masa-masa isolasi Barat dan kami tak pernah meninggalkan Zimbabwe," tambah Udemba.

"Kami berada di Zimbabwe pada saat senang dan susah. Kami tinggal di sini dengan keluarga kami. Warga Nigeria di Zimbabwe menjalankan bisnis yang nyata dan memberikan dampak ekonomi yang positif," Udemba menegaskan.

Seharusnya, lanjut Udemba, sebagai sesama orang Afrika tidak seharusnya menyebut warga Afrika lainnya sebagai orang asing. "Seharusnya kita menganggap satu sama lain sebagai saudara," kata Udemba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com