Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geng Yakuza Paksa Tunawisma Kerja di PLTN Fukushima yang Hancur

Kompas.com - 22/11/2013, 11:24 WIB
TOKYO, KOMPAS.COM — Kelompok gangster Jepang yang terkenal, Yakuza, memaksa para tunawisma bergabung dalam usaha pembersihan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima sebelum kemudian dengan gampang memecat mereka ketika sudah terpapar radiasi dosis tinggi. Tokyo Electric Power Company (Tepco) yang mengoperasikan PLTN itu telah berjuang untuk merekrut pekerja yang memang sangat dibutuhkan dalam operasi berbahaya untuk membongkar pembangkit tersebut.

Akibatnya, para subkontraktor Tepco dilaporkan mendekati Yakuza untuk meminta bantuan. Para gangster ini dikatakan sering menyediakan pekerja, termasuk untuk pemintaan dalam tempo singkat, untuk proyek-proyek konstruksi berskala besar.

Seorang reporter yang menyamar, Tomohiko Suzuki, mengklaim telah menyusup ke dalam operasi pembersihan itu dan mengumpulkan "bukti kuat" bahwa para laki-laki yang putus asa dan tunawisma dibawa ke Fukushima oleh Yakuza. Para pekerja mengatakan, mereka tidak diberi tahu tentang risiko yang dihadapi dan mengatakan mereka telah diperlakukan seperti "orang sekali pakai" yang setelah itu dibuang.

Jaringan berita Rusia, RT, melaporkan, seorang mantan pekerja mengatakan, "kami tidak diberi asuransi untuk risiko kesehatan, bahkan tidak ada pengukur tingkat radiasi. Kami diperlakukan seperti bukan apa-apa, seperti orang sekali pakai. Mereka menjanjikan sesuatu, tetapi kemudian menendang kami keluar ketika kami terpapar radiasi dosis tinggi."

"Mereka menjanjikan uang yang banyak, bahkan menandatangani kontrak jangka panjang, tetapi kemudian tiba-tiba menghentikan kontrak itu, bahkan tidak membayar saya sepertiga dari jumlah yang dijanjikan."

Awal tahun ini, polisi Jepang menangkap tersangka anggota Yakuza, Yoshinori Arai, yang dituduh mengirim para pekerja ke PLTN itu tanpa punya lisensi dan memotong upah mereka. Arai dikatakan telah memperoleh 60.000 dollar AS dari penipuan selama lebih dari dua tahun. Polisi Jepang mengatakan, sekitar 50 "geng" Yakuza dengan 1.050 anggota saat ini beroperasi di prefektur Fukushima.

Beberapa dari para pekerja yang dipaksa itu dikatakan telah berutang kepada Yakuza terkait utang judi.

Sebuah gugus tugas khusus telah dibentuk dalam upaya untuk menghentikan kejahatan terorganisasi yang mencari keuntungan dari operasi pembersihan PLTN Fukushima tersebut. Namun, polisi butuh orang yang mau bersaksi melawan bos geng itu sebelum mereka bisa bertindak.

Suzuki mengatakan kepada RT, "Mereka diberi informasi yang sangat umum tentang radiasi dan sebagian besar bahkan tidak diberi pengukur radiasi. Mereka dapat terpapar hingga dosis tinggi tanpa mereka menyadarinya. Bahkan dari kelompok yang disebut Fukushima 50, kelompok pekerja pertama yang dikirim ke sana segera setelah bencana pada tahun 2011, setidaknya ada tiga dari mereka direkrut oleh Yakuza."

Tepco mengatakan, mereka membutuhkan minimal 12.000 pekerja di pembangkit itu sampai tahun 2015 saja, tetapi mereka saat ini hanya punya 8.000 orang. Para pejabat Tepco membantah pekerja telah dianiaya atau bahwa kejahatan terorganisasi telah terlibat di setiap tingkat dari proses bersih-bersih itu.

Seorang juru bicara perusahaan itu mengatakan, "Kami melakukan segalanya untuk memastikan bahwa para pekerja kami beroperasi dalam kondisi aman. Kami juga menangani dengan tegas subkontraktor yang melanggar hukum."

Kamis (21/11/2013), Tepco mengaku telah selesai menyingkirkan tabung pertama pelindung bahan bakar dari sebuah kolam pendinginan di dalam gedung reaktor yang rusak parah.

Instalasi 22 perangkat bahan bakar yang tidak terpakai, yang masing-masing berisi 50-70 tabung pelindung bahan bakar, dipindahkan oleh sebuah trailer ke kolam penyimpanan yang lebih aman.

Tepco memperkirakan, pemindahan perangkat yang rusak dari reaktor No 4 saja akan memakan waktu satu tahun. Namun, sejumlah ahli mengatakan, batas waktu itu ambisius.

Pemindahan itu harus dilakukan di bawah air. Jika tabung pelindung bahan bakar itu terkena udara atau pecah, sejumlah besar gas radioaktif dapat terlepas ke atmosfer.

Setiap perangkat berbobot sekitar 300 kg dengan panjang 4,5 meter.

Operasi pemusnahan berbahaya itu disamakan Arnie Gundersen, insinyur nuklir veteran AS dan direktur Fairewinds Energy Education, dengan upaya menarik rokok dari sebuah yang bungkus yang hancur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com