Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ihwal Jilbab, Perempuan Turki Pilih Unjuk Rasa

Kompas.com - 17/11/2013, 09:48 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com -Awalnya, pada Oktober 2013, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan memperkenankan perempuan wakil rakyat mengenakan jilbab di Parlemen Turki. Kebijakan itu pun menuai protes, khususnya dari kalangan sekuler. Meski mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, Turki, pascareformasi tokoh nasional Kemal Ataturk pada 1934 memang terbuka terhadap sekularisme. Salah satu kebijakan peninggalan Kemal Ataturk adalah Turki tidak menyebut dirinya negara Islam tetapi proaktif mendukung kegiatan berkaitan dengan agama.

Warta Xinhua pada Minggu (17/11/2013) menunjukkan kalau para perempuan Turki menghelat demo di tiga kota yakni Istanbul, Ankara, dan Izmir. Pada intinya, para perempuan menentang kebijakan penguasa.

Di Turki, kini, Partai Pembangunan dan Keadilan memimpin pemerintahan. Sementara, unjuk rasa kali ini diselenggarakan oleh Partai Pekerja serta beberapa organisasi perempuan.

Para pengunjuk rasa saat menyalurkan aspirasi mereka membawa slogan menyerukan kebangkitan perempuan. "Kami tidak akan membiarkan pemerintah mewujudkan keinginannya,"kata Sekretaris Jenderal Partai Pekerja Urusan Perempuan Pinar Gul.

Kebijakan pemerintah, menurut para pendemo, bakal berpengaruh pada masa depan Republik Turki berikut sekularismenya. Kelompok pendukung Kemal Ataturk mengatakan kalau parlemen Turki adalah parlemen Republik Turki. "Parlemen Turki bukan parlemen sebuah negara Islam,"kata seorang pemrotes, Sacide Dikkaya di Istanbul.

Selanjutnya, para pemrotes juga mengatakan kalau jilbab bukanlah lambang agama, terkait kebijakan tersebut. Menurut mereka, hal itu adalah petunjuk soal pandangan politik tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com