Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekerja Migran Dirazia, Arab Saudi Kekurangan Tenaga Kerja

Kompas.com - 14/11/2013, 18:02 WIB
RIYADH, KOMPAS.com - Sampah menggunung, sebagian besar toko tutup dan hampir separuh perusahaan konstruksi kecil di Arab Saudi berhenti beroperasi.

Kondisi ini disebabkan para pekerja migran yang diandalkan sebagian besar sektor bisnis Arab Saudi kini meninggalkan negeri itu, bersembunyi, atau ditahan aparat keamanan sebagai bagian razia pekerja asing ilegal yang digelar sejak 4 November lalu.

Penegakan hukum imigrasi yang lemah selama berpuluh tahun membuat banyak pekerja migran mendominasi pekerjaan berupah rendah, pekerjaan kasar, dan sektor jasa di Arab Saudi. Sementara warga negara Saudi lebih memilih pekerjaan yang lebih nyaman dengan upah yang jauh lebih baik.

Pemerintah Saudi berharap dengan mengurangi pekerja migran di negeri itu, maka angka pengangguran negeri itu yang mencapai 12,5 persen pada tahun lalu bisa berkurang.

Sejak pemerintah Saudi memberikan peringatan soal kelengkapan dokumen para pekerja asing, ratusan ribu pekerja asing sudah dideportasi. Hanya sebagian kecil yang bisa menghindari penahanan dan mendapatkan dokumen yang dibutuhkan.

Masa amnesti bagi para pekerja migran ini berakhir pekan lalu. Sejak itu, sekitar 33.000 orang pekerja migran ilegal berada di tahanan, sementara ribuan lainnya memilih bersembunyi.

Dengan minimnya pekerja saat ini, harian Saudi Gazette melaporkan sebanyak 20.000 sekolah di seluruh Saudi kekurangan pekerja kebersihan dan pengemudi bus sekolah.

Tak hanya itu, seperti laporan harian Arab News, sampah terlihat menggunung bahkan di sekitar masjid lokasi makam Nabi Muhammad di Madinah karena kurangnya pekerja kebersihan kota.

Sementara itu puluhan sektor usaha seperti perusahaan roti, pusat perbelanjaan, SPBU, dan kafe kini tutup karena kekurangan karyawan. Akibat lainnya adalah upah para pekerja ahli seperti tukang ledeng, mekanik, dan tukang listrik meningkat tajam.

Adam Coogle, peneliti masalah Timur Tengah untuk Human Right Watch, mengatakan, seharusnya pemerintah Arab Saudi memperbaiki undang-undang tenaga kerjanya terlebih dahulu dan bukan merazia pekerjanya.

"Seluruh sistem yang mengatur tenaga kerja asing di Arab Saudi sudah gagal," ujar Coogle.

Sementara itu seorang pemilik perusahaan konstruksi di ibu kota Riyadh mengatakan dia terpaksa menunda semua proyeknya karena tak memiliki tenaga kerja.

Dia mengatakan dirinya bukan sponsor legal para pekerjanya, seperti diharuskan undang-undang Saudi, namun para pekerja itu mendapatkan uang lebih banyak dengan menjadi pekerja paruh waktu.

"Orang-orang ini bekerja di Arab Saudi dan darah mereka ada di setiap batu dan bangunan negeri ini. Kita tak bisa begitu saja mengusir mereka," kata pengusaha yang tak mau disebut namanya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com