Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Aquino: Perkiraan Jumlah Korban Tewas Terlalu Tinggi

Kompas.com - 13/11/2013, 10:59 WIB
Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan, korban tewas akibat topan Haiyan mungkin lebih rendah dari yang diperkirakan. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, dia mengatakan bahwa perkiraan sebelumnya yang menyatakan korban tewas bisa mencapai 10.000 jiwa "terlalu tinggi". Menurut dia, angka kematian diperkirakan hanya sekitar 2.500.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, topan hebat itu telah berdampak pada lebih dari 11 juta dan sejumlah 673.000 orang telantar. Operasi penyaluran bantuan sedang ditingkatkan, tetapi banyak korban masih belum mendapatkan bantuan.

Estimasi awal yang mengatakan bahwa 10.000 jiwa mungkin telah tewas diungkapkan oleh petugas kepolisian dan pejabat lokal. Angka ini muncul mungkin karena "trauma emosional" yang dialami oleh mereka yang berada di pusat bencana. Demikian kata Aquino.

Dia mengatakan, ada sekitar 29 daerah yang belum bisa dihubungi untuk menetapkan jumlah korban di sana.

Dewan Nasional Penanggulangan dan Manajemen Bencana (NDRRMC) telah menetapkan korban tewas sekitar 1.798 pada Selasa (12/11/2013) pukul 22.00 waktu setempat.

Jumlah warga yang terluka sebanyak 2.582 dengan 82 orang dinyatakan hilang.

Kemarahan warga

Meski penyaluran bantuan ditingkatkan, banyak korban selamat kini masih sangat membutuhkan makanan, air, dan tempat bernaung. Demikian kata lembaga bantuan setempat.

Beberapa negara telah memberangkatkan kapal-kapal dan pesawat untuk membantu, tetapi kerusakan jalur transportasi dan cuaca buruk menghambat distribusi bantuan.

"(Penyaluran) berjalan sangat lambat, tetapi semua orang berupaya sebaik mungkin," kata John Ging dari PBB mengatakan kepada BBC.

Wartawan BBC Jonathan Head menggambarkan bagaimana jalan utama dari bandara ke kota terhalang oleh pengungsi dan puing-puing. Penduduk menjadi marah karena kurangnya bantuan dan meningkatnya gangguan keamanan.

Jenazah-jenazah hingga saat ini juga belum bisa diangkat, gedung pemerintah daerah tersapu, dan pemerintah pusat, yang seharusnya mengambil alih, hampir tak terlihat. Demikian lapor BBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com