Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Swiss Belum Pastikan Arafat Tewas Diracun

Kompas.com - 07/11/2013, 21:18 WIB
LAUSANNE, KOMPAS.com — Para ilmuwan Swiss yang memeriksa jasad Yasser Arafat, Kamis (7/11/2013), mengatakan, mereka tidak bisa memastikan apakah Yasser Arafat benar-benar tewas diracun menggunakan polonium.

Para ilmuwan Swiss hanya memastikan bahwa ada pihak ketiga yang terlibat dalam kematian mantan presiden Palestina itu.

"Kami tak bisa memastikan bahwa polonium adalah sumber kematian Arafat, tapi kami juga tak bisa menghilangkan kemungkinan itu," kata Profesor Francois Bochud dari Institut Radiofisika Terapan Lausanne.

Bochud menambahkan, kadar polonium yang tinggi di dalam tubuh Arafat menandakan terdapat pihak ketiga yang kemungkinan terlibat dalam kematian tokoh karismatik itu.

Meski demikian, sejumlah kalangan di Palestina sudah yakin bahwa pejuang kemerdekaan Palestina itu tewas diracun. Salah satu yang meyakini Arafat tewas dibunuh adalah Suha, janda mendiang Yasser Arafat.

"(Hasil) ini telah menghapus keraguan kita. Telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan bahwa Arafat tidak meninggal secara alami, dan kami memiliki bukti bahwa pria ini dibunuh," kata Suha.

Seorang tokoh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) bahkan menyerukan investigasi internasional untuk mengungkap penyebab kematian Arafat.

"Penelitian itu membuktikan Arafat diracun menggunakan polonium, dan zat ini hanya dimiliki negara bukan perorangan. Artinya kejahatan ini dilakukan sebuah negara," kata Wasel Abu Yusef, anggota komite eksekutif PLO.

"Seperti halnya komite yang menyelidiki pembunuhan (PM Lebanon) Rafiq Hariri, harus dibentuk sebuah komite internasional untuk menyelidiki kematian Presiden Arafat," tambah Abu Yusef.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com