Para pejabat Nigeria langsung membantah keras tuduhan dalam laporan tersebut, yang dirilis Selasa (15/10).
Menurut Amnesti, sebagaimana dilaporkan CNN, kelompok hak asasi manusia itu mendapat informasi yang layak dipercaya tentang kondisi menyedihkan di puast-pusat penahanan, di mana para tahanan dikatakan tewas setiap hari. Laporan itu berfokus pada tiga pusat penahanan di mana para tersangka militan Boko Haram dijebloskan.
Menurut Amnesti, kepadatan tempat penahanan mengakibatkan kesumpekan dan kelaparan. Para tahanan yang lain meninggal karena menderita pemukulan atau ditembak dan dibiarkan mengalami pendarahan hingga tewas, demikian menurut para mantan tahanan yang diwawancarai oleh kelompok hak asasi manusia itu.
Para pejabat Nigeria membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai laporan palsu. "Tidak benar para petugas kami menghilangkan nyawa orang lain," kata Menteri Dalam Negeri Nigeria, Abba Moro, kepada CNN.
Pusat-pusat penahanan yang dipersoalkan dikelola oleh Satuan Tugas Gabungan Nigeria. "Klaim itu palsu," kata Eli Lazarus, juru bicara satuan tugas tersebut. "Kami akan melakukan penyelidikan menyeluruh jika diperlukan dan akan mengeluarkan pernyataan."
Amnesty meminta pemerintah Nigeria untuk melakukan investigasi "sebagai hal yang mendesak."
Boko Haram telah melancarkan pemberontakan di negara itu selama bertahun-tahun. Kelompok militan itu telah menyerang berbagai sasaran di negara itu sejak 2009. Kelompok Boko Haram telah membunuh dan menculik orang-orang Barat, dan mengebom sejumlah sekolah dan gereja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.