Sesaat setelah gempa, Pacific Disaster Center di Hawaii dan Global Disaster Alert and Coordinating System mengeluarkan peringatan dini tsunami. Sedangkan Pacific Tsunami Waning Center tidak mengeluarkan peringatan dini.
Adanya perbedaan peringatan dini tersebut karena kedua lembaga itu menggunakan metode berbeda dalam pemodelan tsunami dan peringatan dini.
Meski demikian peringatan dini tsunami sangat diperlukan dengan cepat, karena warga di sekitar pusat gempa hanya memiliki waktu kurang dari 30 menit untuk mencari tempat aman.
Berdasarkan banyak kejadian ketika peringatan dini tsunami disampaikan, biasanya terjadi kepanikan, kemacetan dan kekacauan. Untuk itulah kesiapsiagaan masyarakat menghadapi tsunami perlu terus ditingkatkan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang menerima “tsunami travel times” seperti BPBD Sulawesi Utara, Gorontalo, Papua dan Kalimantan Timur melaporkan tidak terjadi tsunami di wilayahnya.
Masyarakat tetap beraktivitas normal. Dampak gempa di Philipina dilaporkan sejauh sudah dipastikan 73 orang meninggal, 33 luka dan ratusan bangunan roboh. Diperkirakan korban masih akan terus bertambah.
Sekitar 20 kali gempa susulan terjadi dengan kekuatan yang bervariasi. Penanganan darurat masih dilakukan dengan fokus pada pencarian dan evakuasi korban. Sedangkan aliran listrik dan jaringan komunikasi sebagian besar masih mati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.