Riset terbaru yang dirilis Pusat Studi Sosial dan Ekonomi (Natsem) Universitas Canberra pekan ini menunjukkan, 28.639 orang berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Menurut penulis laporan riset ini, Professor Robert Tanton, Kota Canberra saat ini terlalu mahal untuk biaya hidup, dan peningkatan itu didorong oleh melonjaknya harga sewa rumah.
Menurut dia, subsidi yang diterima warga kota dari Centrelink, sudah tidak memadai lagi. Centrelink adalah lembaga negara yang menangani pemberian subsidi bagi warga negara Australia, baik yang menganggur maupun yang berpendapatan rendah.
"Uang dari Centrelink tidak akan mencukupi lagi jika anda menyewa rumah di daerah tertentu," kata Prof. Tanton. "Jadi, meskipun anda menerima uang dari Centrelink yang jumlahnya sama dengan yang diterima warga di Sydney atau Melbourne, namun nilainya akan jauh berbeda dengan yang dirasakan warga Canberra," jelasnya.
Laporan ini, menurut dia, mempertimbangkan berbagai segi dalam isu kemiskinan. "Penelitian lain biasanya mengabaikan ketidakberuntungan sebagian warga Canberra karena mayoritas penduduk sebenarnya cukup kaya," kata Prof Tanton.
Canberra saat ini tercatat sebagai kota Australia dengan jumlah gelandangan yang paling tinggi, mencapai 1.785 orang.
Menurut Paul Rezise, CEO badan sosial St Vincent de Paul Canberra, kesenjangan sosial kian tajam di kota itu. "Satu hal penting jika anda miskin di sekeliling orang-orang kaya-raya, adalah anda akan sangat merasakan pendapatan anda yang rendah," katanya. "Coba pikir apa yang dirasakan anak-anak miskin yang tak mampu beli seragam sementara bagi anak-anak lainnya hal itu bukanlah isu sama sekali".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.