Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Encephalitis di India, Ratusan Meninggal

Kompas.com - 09/10/2013, 09:24 WIB
Lima belas anak meninggal dalam beberapa hari terakhir karena wabah virus encephalitis di negara bagian Uttar Pradesh, India, dan jumlah keseluruhan korban mencapai 358. Penyakit ini biasa terjadi selama musim hujan di daerah Gorakhpur dan sekitarnya. Sebagian besar korban adalah anak-anak.

Lebih dari 200 pasien masih dirawat di rumah sakit pemerintah. Paling tidak 6.500 anak meninggal akibat encephalitis di kawasan itu sejak kasus pertama terungkap tahun 1978.

Gorakhpur dan kawasan sekitar yang berbatasan dengan Nepal di kaki Gunung Himalaya adalah dataran rendah yang rentan banjir. Air banjir menjadi tempat pembiakan nyamuk yang menularkan virus ini dari babi ke manusia.

Gangguan syaraf untuk yang sembuh

Press Trust of India melaporkan 15 anak meninggal akibat penyakit itu dalam beberapa hari terakhir dan jumlah keseluruhan tahun ini di negara bagian itu mencapai 358 orang. Para dokter mengatakan pasien yang tertular antara 10 sampai 12 desa di kawasan itu sebagian besar adalah daerah miskin.

Sampai tahun 2005, para dokter mengatakan sebagian besar kematian adalah akibat encephalitis Jepang, virus yang ditularkan oleh nyamuk.

Namun dalam tujuh tahun terakhir, anak-anak yang meninggal adalah akibat bentuk lain virus encephalitis dan penyebab pasti masih belum jelas.

Penyakit itu menyebabkan sakit kepala, muntah-muntah, koma, kerusakan otak, kejang, dan peradangan jantung serta ginjal.

Para dokter mengatakan para korban sebagian besar adalah anak-anak yang berusia enam bulan sampai 15 tahun. Seperlima dari anak yang sembuh mengalami gangguan pada syaraf, kata dokter.

Pekan lalu, India meluncurkan vaksin virus encephalitis Jepang sebagai bagian dari program nasional meredam virus itu. Pada tahun 2005, virus encephalitis di Gorakphur menyebabkan 1.000 orang meninggal, sebagian besar anak-anak. Wabah ini adalah yang terparah sejak 1978.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com