Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Maut di Kenya, PM Etiopia Tak Akan Tarik Pasukan dari Somalia

Kompas.com - 05/10/2013, 09:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

ADDIS ABABA, KOMPAS.com — Pemerintah Etiopia menegaskan mereka tidak akan menarik pasukannya dari Somalia, meski ada serangan maut di Kenya yang berdalih sebagai "pembalasan" keterlibatan Kenya di Somalia. Seperti halnya Kenya, Somalia juga mengirim pasukan untuk mendukung Pemerintah Somalia.

"Tidak ada sebab kami harus menarik pasukan pada saat ini. Kami akan menghadapi Al Shabab semaksimal mungkin," kata Perdana Menteri Etiopia Hailemariam Deslaegn, seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/10/2013). Al Shabab merupakan kelompok jaringan Al Qaeda yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang menewaskan 67 orang akhir bulan lalu.

Hailemariam mengatakan, militan Al Shabab adalah ancaman kawasan. Karenanya, kata dia, Pemerintah Etiopia akan mendukung Uni Afrika dan pasukan Somalia selama ancaman terus berlanjut. "Pasukan kami bersama dengan AMISOM dan pasukan Somalia akan terus bertahan sampai tidak ada lagi ancaman Al Shabab pada kawasan ini," kata Hailemariam mengacu pada misi Uni Afrika di Somalia.

Pasukan Etiopia menyerbu Somalia pada November 2011 untuk membantu pasukan pemerintah melawan militan Al Shabab. Hailemariam tidak mengatakan seberapa lama pasukan Etiopia akan bertahan di Somalia. Pada bulan Juli 2013, Etiopia mengumumkan mulai menarik pasukannya dari beberapa bagian Somalia, terutama di sejumlah kota-kota penting.

Etiopia adalah sekutu utama di kawasan tersebut bagi Somalia sejak konflik bersenjata terjadi di Somalia. Pada September 2013, Etiopia menjadi penengah dalam negosiasi antara pemerintah federal Somalia dan negara bagian semi-otonom Jubaland.

Sekitar 17.700 pasukan AMISOM memegang peranan dalam upaya mengatasi perlawanan Al Shabab dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mengontrol wilayah selatan Somalia, meliputi ibu kota Mogadishu dan kota pelabuhan penting Kismayo.

Sebaliknya, militan Al Shabab menguasai pegunungan di  daerah selatan dan tengah wilayah Somalia. Pecahan kelompok militan lain menguasai wilayah terpencil di utara, dan wilayah semi-otonomi Puntland.

Somalia dilanda konflik sejak 1991. Pemerintahan baru yang didukung PBB mengambil alih kekuasaan pada 2013, mengakhiri delapan tahun pemerintahan transisi oleh pemerintah yang korup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com