Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin: Aktivis Greenpeace Bukan Perompak Tapi Tetap Melanggar Hukum

Kompas.com - 25/09/2013, 19:56 WIB

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (25/9/2013) mengatakan 30 orang aktivis  Greenpeace yang ditahan di Rusia karena menggelar unjuk rasa Anti-Minyak di Lautan Artik bukan "perompak" tapi mereka tetap melanggar hukum.

Kelompok yang termasuk didalamnya seorang warga Tasmania, Colin Russell dan warga Australia kelahiran  Inggris Alex Harris, ditahan pekan lalu, setelah aparat keamanan Rusia merangsek naik ke kapal Greenpeace yang tengah menggelar aksi unjuk rasa menentang raksasa energi Rusia Gazprom.

Otoritas Rusia Selasa kemarin mengatakan kelompok itu akan dikenakan dakwaan dengan pasal perompakan.

Meski demikian, komentar Putin ini tidak mengubah dakwaan yang dikenakan terhadap para aktivis organisasi lingkungan tersebut.

"Saya tidak tahu detail apa yang terjadi, tapi sudah jelas kalau mereka memang bukan perompak,” kata Putin dalam Forum Arctic Internasional di kawasan Salekhard, bagian utara Rusia.

Namun Ia menambahkan, “Tindakan kelompok ini jelas melanggar norma hukum internasional."

Putin mengatakan nilai para aktivis Greenpeace ini berusaha memanjat anjungan minyak lepas pantai Gazprom yang sangat berbahaya.

Presiden Rusia ini juga mengatakan pihaknya awalnya tidak begitu yakin kalau pelaku yang berusaha memanjat  ke anjungan pengeboran minyak di Artik adalah aktivis lingkungan Greenpeace.

"Petugas penegak hukum kami, penjaga perbatasan tidak mengetahui siapa yang berusaha mengepung pengeboran minyak kami dan berpura-pura menjadi aktivis dari Greenpeace," kata Putin.

Putin menambahkan kasus pengepungan mal di Kenya turut meningkatkan ketakutan dan kewaspadaan pihak keamanan Rusia.

"Dilatarbelakangi kejadian berdarah di Kenya, apapun bisa saja terjadi," katanya.

Meski demikian, insiden Greenpeace ini terjadi sebelum pengepungan mal di Kenya berlangsung.

Seluruh 30 orang aktivis Greenpeace yang ditahan Rusia ini tengah berusaha memanjat anjungan minyak lepas pantai milik perusahaan minyak negara Gazprom Rabu pekan lalu dan kapal mereka diseret oleh penjaga perbatasan keesokan harinya.

Greenpeace memprotes eksplorasi minyak dan gas di daratan Artik yang karena mereka khawatir tumpahan minyak dari pengeboran minyak bisa memicu bencana ekologi di kawasan yang masih murni tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com