Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Filipina Tewaskan 8 Pemberontak dalam Pengejaran

Kompas.com - 19/09/2013, 18:16 WIB
ZAMBOANGA, KOMPAS.com — Pasukan Filipina, Kamis (19/9/2013), menewaskan delapan orang anggota Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF) saat memburu sisa-sisa gerilyawan yang bersembunyi di rumah-rumah penduduk di pinggiran kota Zamboanga.

Juru bicara militer mengatakan, dalam perburuan itu seorang tentara juga tewas, yang membuat jumlah korban tewas dalam krisis bersenjata selama 11 hari itu menjadi 114 orang.

Jatuhnya korban tewas ini terjadi berbarengan dengan saat organisasi Human Right Watch (HRW) Asia menyelidiki kabar pelanggaran HAM yang dilakukan kedua pihak dalam krisis ini.

"Kedua pihak harus berupaya keras untuk menghindari korban jiwa rakyat sipil lebih banyak lagi," kata Direktur HRW Asia, Brad Adams.

HRW merinci salah satu insiden di hari ketiga krisis ketika militer diduga menembaki kelompok pemberontak, yang menggunakan warga setempat sebagai tameng hidup, dengan membabi buta.

"Tembakan terjadi membabi buta," kata salah seorang warga yang selamat dari penyanderaan, Monica Limen.

Dalam insiden itu putra Monica yang berusia 20 tahun tewas dalam baku tembak tersebut.

HRW juga menuding militer melakukan penyiksaan terhadap anggota pemberontak yang tertangkap.

Juru bicara militer Filipina Letkol Ramon Zagala membantah prajuritnya menembaki sandera atau melakukan penyiksaan.

"Jika kami melihat adanya sandera dijadikan tameng hidup, maka kami tak akan menembak. Jika kami tak mengindahkan prosedur ini maka baku tembak sudah terjadi sejak lama," tutur Zagala.

Ratusan anggota MNLF bersenjata memasuki kota Zamboanga pada 9 September lalu dalam upaya menggagalkan negosiasi damai untuk mengakhiri pemberontakan Muslim yang sudah berlangsung sejak 1970-an.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah Filipina mengirim tiga brigade atau sekitar 4.500 prajurit angkatan darat ke Zamboanga yang terletak di Pulau Mindanao.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com