Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Akui Luncurkan Rudal Ankor

Kompas.com - 04/09/2013, 04:59 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.com — Setelah sempat membantah dan menyatakan tidak tahu, Israel akhirnya mengumumkan telah melakukan uji coba peluncuran rudal di kawasan Mediterania, Selasa (3/9/2013).

Peluncuran rudal tersebut pertama kali terdeteksi radar Rusia. Menyusul pernyataan Rusia, Pentagon sudah lebih dulu menyatakan bahwa peluncuran tersebut merupakan bagian latihan bersama militer Amerika dan Israel, tak terkait dengan isu Suriah.

"Kementerian Pertahanan Israel dan MDA Amerika, (pada) Selasa pagi pukul 09.15 (06.15 GMT atau 13.15 WIB) berhasil meluncurkan rudal jelajah jenis Ankor," kata pernyataan dari Kementerian Pertahanan Israel, Selasa (3/9/2013). "Tes ini diluncurkan dari Mediterania dan diarahkan dari sebuah pangkalan militer di pusat Israel," lanjut pernyataan itu.

Kementerian juga menyatakan rudal yang diluncurkan merupakan versi baru Rudal Ankor (Sparrow). Akhir "perjalanan" rudal disebutkan berada di Laut Mediterania. Media lokal menuliskan bahwa peluncuran rudal dilakukan untuk menguji kemampuan lacak rudal tersebut.

Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, mengatakan, pilihan waktu peluncuran rudal ini tidak punya makna apa pun. Dia mengatakan peluncuran tersebut sudah lama direncanakan. Kementerian pun menyatakan hanya satu rudal yang diluncurkan pada Selasa pagi.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji kemampuan rudal pertahanan Israel. "Keamanan kami bergantung pada 'Iron Dome" (sistem rudal pertahanan yang menjadi kebanggaan negara), dan kebulatan tekad kita, yang merupakan hal-hal yang akan memberi kita kekuatan untuk membela diri," kata dia saat memberikan sambutan pembukaan taman teknologi di Israel.

Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, sistem peringatan dini mereka telah mendeteksi dua peluncuran rudal jelajah dari Laut Mediterania mengarah ke pantai timur laut tersebut, yang merupakan posisi Suriah.

Namun, Pentagon mengatakan, latihan tidak ada hubungannya dengan kemungkinan serangan terhadap rezim Suriah. "Tes ini tidak ada hubungannya dengan rencana Amerika Serikat melakukan aksi militer untuk menanggapi serangan senjata kimia Suriah," kata Juru Bicara Pentagon George Little.

Kantor berita Rusia mengatakan, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu telah melaporkan kepada Presiden Vladimir Putin tentang peluncuran rudal ini. Putin adalah salah satu penentang terkeras rencana Amerika dan sekutunya melakukan aksi militer ke Suriah.

Israel diketahui juga meningkatkan kewaspadaan menyikapi rencana Amerika soal Suriah. Netanyahu, Minggu (1/9/2013), mengatakan, Israel siap untuk "setiap skenario yang mungkin terjadi" di Suriah. Persiapan yang dilakukan negara itu antara lain bergegas memasok masker gas, sebagai antisipasi negara itu menjadi sasaran balasan untuk aksi militer Amerika di Suriah.

Namun, Presiden Israel Shimon Peres mengesampingkan spekulasi keterlibatan Israel dalam intervensi ap apun. "Bukan bagian Israel untuk memutuskan soal Suriah. Kami berada di posisi yang unik, untuk berbagai alasan ada konsensus keterlibatan Israel. (Padahal) kami tidak menciptakan situasi Suriah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com