Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Bilateral Australia-Indonesia lewat Bahasa

Kompas.com - 03/09/2013, 19:35 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Hubungan bilateral erat antara Australia-Indonesia terbina, salah satunya, melalui bahasa. Khususnya bahasa Inggris yang menjadi bahasa ibu warga Australia hingga kini.  

Managing Director University of Technology Sydney (UTS) Insearch Sydney Australia Alex Murphy mengemukakan hal itu dalam peluncuran program Academic English hasil kerja sama University of Technology Sydney (UTS):INSEARCH dengan ELTI Kompas Gramedia pada Selasa (3/9/2013). "Data menunjukkan kalau semakin banyak warga Indonesia yang melanjutkan studinya ke Australia,"kata pria berkacamata ini.

Murphy selanjutnya menyitir data dari Unesco keluaran 2012 yang termaktub dalam buku Global Education Digest. Di situ tercatat jumlah siswa Indonesia yang melanjutkan pendidikannya ke tingkat lebih tinggi ada 34.067 siswa. Dari jumlah itu, 10.135 orang melanjutkan ke Australia. Lalu, 6.882 orang ke Amerika Serikat. Sementara, sisanya melanjutkan studi ke berbagai negara.

Menurut Murphy lebih lanjut, sepengalamannya berkecimpung dalam pendidikan lanjut warga Indonesia, selalu ada tantangan soal kemampuan berbahasa Inggris. Lebih banyak dari warga Indonesia yang hanya memahami bahasa Inggris secara umum. "Artinya mereka hanya memahami grammar (tata bahasa) sebatas mendengarkan, membaca, atau bercakap-cakap,"katanya.

Padahal, sebagaimana ditegaskan pula oleh Manajer Operasional Area 1 ELTI Gramedia Evelina Kusumawardhani dalam kesempatan itu, ada banyak hal yang menjadi ciri khas pendidikan Australia. "Di dalam sistem pendidikan Australia ada diskusi, penulisan laporan, membuat bahan presentasi dan sebagainya,"terang Evalina sembari menambahkan kalau siswa di dalam sistem pendidikan di Negeri Kanguru itu mesti bersikap aktif, juga dalam hal berbahasa.

Berangkat dari situlah, terang Murphy, pihaknya menjalin kerja sama pada program Academic English ini dengan ELTI. Nantinya, program ini bisa membantu para calon siswa mampu menguasai Bahasa Inggris memadai.

Evelina menerangkan program itu sendiri memiliki lima level penguasaan. Lama belajar ada 200 jam. Rinciannya, untuk kelas purnawaktu (full time), dalam seminggu ada 20 jam belajar.

Sementara, untuk kelas paruhwaktu (part time), ada sepuluh jam belajar per minggu. "Untuk bisa masuk ke dalam program itu, siswa mesti melewati placement test (tes penempatan),"terang Evelina.

Hemat

Lebih lanjut, Evelina juga menerangkan pihaknya menggelar program Academic English di dua lokasi ELTI. Yang pertama di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Karena Grup Kompas Gramedia memunyai Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, program ini pun diselenggarakan di universitas tersebut.

Pada praktiknya, di dalam kelas interaktif itu, rerata jumlah siswa ada 15 orang.

Sementara itu, Evelina mengklaim kalau  Academic English mampu menghemat biaya para calon siswa yang akan melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi di luar

negeri. "Setelah mengikuti program ini, siswa tidak perlu lagi mengikuti program penyetaraan kemampuan berbahasa Inggris di luar negeri,"ujarnya.

Catatan Evelina menunjukkan program penyetaraan seperti itu di Australia berlangsung antara dua atau tiga bulan. Rerata biayanya mencapai Rp 23 juta.

Sementara, biaya mengikuti program Acedemic English, jelas Evelina, sekitar Rp 6 juta sampai dengan Rp 9 juta. "Jika dibandingkan, kelihatan penghematannya,"demikian Evelina Kusumawardhani.

Josephus Primus Program Academic English menyiapkan peserta tidak hanya memahami Bahasa Inggris pada umumnya. Pada program hasil kerja sama ELTI Gramedia dengan UTS:INSEARCH ini, peserta berlatih berdiskusi, mengekspresikan pendapat, berargumentasi, membuat laporan dan tulisan. Upaya ini diyakini bisa membuat peserta mampu bersaing pada pendidikan lanjutan di negara-negara berbasis Bahasa Inggris.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com