Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donat "Arang" Dunkin Donuts Tersandung Rasialisme

Kompas.com - 31/08/2013, 13:56 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Perempuan itu memegang donat yang tergigit sedikit dengan tangan kanannya. Rambut panjangnya digelung ke atas. Bibirnya menyunggingkan senyum.

Kecuali bibir merahnya, semua warna gambar iklan itu hitam bak arang. Sementara itu, di dekat gelungan rambut perempuan model itu tertulis "Charcoal Donut".

Rupanya, tulis laman Bangkok Post, Sabtu (31/8/2013) ini, iklan untuk produk baru donat rasa coklat produksi Dunkin Donuts di Thailand ini mengundang pro dan kontra. Paling tidak, poster iklan itu dianggap berpotensi menyangkut rasialisme.

Adalah Deputi Human Right Watch Asia Phil Robertson yang merasa "tak terima" dengan iklan tersebut. Menurutnya, iklan itu berbau rasial. "Kenapa harus hitam untuk memperkenalkan donat coklat," katanya.

Iklan itu sendiri memang tak hanya muncul dalam bentuk poster. Ada pula versi televisi komersial.

Paranoid

Sementara itu, CEO Dunkin Donuts Thailand Nadim Alhani juga punya versi sendiri. Menurutnya, tak ada aturan yang melarang pihaknya mempromosikan makanan coklat dengan warna hitam. "Kalau saya menggunakan warna putih untuk makanan tersebut, apakah hal itu juga berarti rasialisme?" tanyanya.

Ide iklan itu sejatinya berangkat dari cerita akhir abad 19 dan awal 20 tatkala stereotip warna kulit masih mengemuka di AS. Hitam alias warna arang untuk warga AS yang keturunan Afrika. Sementara putih adalah lambang warga AS asal Eropa.

"Kalau soal warna seperti itu masih dibawa-bawa sampai kini, hal itu sama saja dengan berpikir paranoid soal Amerika," kilah Nadim Alhani enteng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com