Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Lansir Laporan Intelijen dan Bersikukuh Tak Akan Berdiam soal Suriah

Kompas.com - 31/08/2013, 04:43 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters
WASHINGTON, KOMPAS.com — Pemerintah Amerika Serikat melansir empat halaman laporan intelijen terkait dugaan penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar al Assad di Suriah, Jumat (30/8/2013) siang waktu setempat. Dalam kesempatan terpisah, Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry menegaskan, Amerika tak akan menghentikan upaya mereka mendorong tindakan keras pada rezim Assad.

"Kami tidak bisa menerima sebuah dunia di mana perempuan, anak-anak, dan
warga sipil tak berdosa yang dibunuh dengan gas pada skala yang mengerikan," kata Obama
di Gedung Putih, Jumat siang. Menurut dia, serangan yang dilakukan oleh rezim Assad ini merupakan pelanggaran atas kemapanan norma internasional, sekaligus menjadi ancaman untuk kawasan di sekitar Suriah, termasuk negara sekutu mereka, Israel dan Jordania. 

Laporan intelijen yang dirilis Gedung Putih menyebutkan 1.429 warga sipil tewas di Suriah akibat serangan yang diduga menggunakan senjata kimia pada Rabu (21/8/2013). Dari jumlah itu, 426 orang korban tewas adalah anak-anak.

Dalam pidato yang disiarkan luas melalui beragam jejaring televisi, Kerry menyatakan bahwa membiarkan begitu saja tindakan Assad akan mendorong negara-negara lain seperti Korea Utara dan Irak melakukan hal serupa.

"Sejarah akan menghakimi kita dengan luar biasa, jika kita menutup mata pada tindakan diktaktor yang menggunakan senjata pemusnah massal," kata Kerry sembari merujuk bahwa Suriah punya catatan penggunaan senjata kimia seperti yang sekarang diduga dipakai dalam serangan.

Laporan intelijen yang dirilis Gedung Putih merinci dari mana roket bermuatan senjata kimia diluncurkan di Suriah. Disebutkan roket itu ditembakkan dari daerah yang dikuasai rezim Assad. Sementara sasaran roket, menurut laporan itu, adalah kawasan yang dikuasai oposisi.

Berdasarkan hasil penyadapan jalur komunikasi, laporan itu mengatakan para pihak yang berada di kubu rezim Assad mendapat pemberitahuan untuk menggunakan masker gas dan pencegahan lain terkait penggunaan senjata kimia pada hari serangan terjadi.

Obama menyatakan belum membuat keputusan akhir tentang tindakan apa yang akan dilakukan Amerika pada Suriah. Dia juga harus berhadapan dengan "keengganan" rakyat Amerika maupun Kongres untuk mengirimkan kembali pasukan tentara mereka berperang ke Timur Tengah. Namun, Obama mengatakan, "Ini tidak akan melibatkan satu pun boot (sepatu tentara, red) di atas tanah."

Pernyataan Obama dan Kerry disampaikan setelah berakhirnya pertemuan Obama dengan tim keamanan nasionalnya pada Jumat pagi, yang mengagendakan situasi Suriah. Dalam pertemuan tersebut, Obama disebut mengatakan Amerika tidak keberatan "berjalan sendiri" bila diperlukan, menyusul kekalahan Pemerintah Inggris dalam pemungutan suara di parlemen untuk memutuskan apakah Inggris akan terlibat dalam aksi militer ke Suriah atau tidak pada Kamis (29/8/2013).

"Jika kita memilih untuk hidup di dunia di mana preman dan pembunuh seperti Bashar al Assad bisa (menggunakan) gas (kepada) ribuan rakyatnya sendiri tanpa ada hukuman, bahkan setelah Amerika dan sekutu kami menolak itu, lalu dunia juga tidak melakukan apa-apa, akan terjadi ujian tiada akhir dan bahaya yang datang kepada kita," tegas Kerry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com