Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2013, 19:37 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com — Negara-negara di dunia mengingatkan AS agar tak "ngotot" menyerang Suriah. Mayoritas dari mereka mengedepankan dialog untuk menuntaskan perang saudara sejak dua tahun silam.

Warta AP pada Jumat (30/8/2013), menunjukkan kalau AS dan sekutunya merancang serangan ke Suriah sebagai bentuk hukuman. Pasalnya, AS dan sekutunya menganggap benar tudingan penggunaan senjata kimia oleh pihak rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.

Di dalam negeri, Presiden AS Barack Obama mesti berhadapan dengan Kongres AS. Pasalnya, 140 anggota Kongres sudah meneken surat agar Obama meminta otoritasi Kongres sebagai dalil menyerang Suriah.

"Dengan tegas kami mengatakan kepada Anda untuk berkonsultasi dan menerima otorisasi dari Kongres sebelum memerintahkan penggunaan kekuatan militer AS di Suriah," kata pernyataan tertulis itu.

Tudingan terhadap Suriah menyeruak saat serangan pada 21 Agustus lalu di Damaskus. Dilaporkan sedikitnya 1.300 orang tewas. Tanda-tanda pada mayat menunjukkan adanya dugaan penggunaan senjata kimia.

Solusi politik

- / SHAAM NEWS NETWORK / AFP Para korban serangan udara Pemerintah Berkuasa Suriah, Rabu (21/8/2013) dini hari. Tak terlihat darah pada para korban tewas ini. - / SHAAM NEWS NETWORK / AFP

Obama sudah berbicara dengan sekutunya, Jerman, kemarin. Hasil pembicaraan itu menunjukkan kalau Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan solusi politik komprehensif atas Suriah. "Pemerintah Suriah tak bisa berharap untuk melanjutkan perang ilegal macam ini. Suriah jangan berharap mendapat ampunan," kata pemerintahan Jerman.  
 
Tak cuma itu, Obama juga sudah mengontak Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron untuk mendukung rencana serangan ke Suriah. Hasilnya, David Cameron mengatakan kalau para wakil rakyat Inggris tak setuju ide menyerang Suriah. Cameron sudah berjanji menghormati keputusan parlemen.

Selanjutnya, Rusia kembali menegaskan soal solusi politik terkait Suriah. Rusia bahkan menolak tudingan AS kalau Pemerintah Suriah berada di belakang penggunaan senjata kimia itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Stephen Harper mengatakan kalau Kanada tak punya rencana misi militer terhadap miliknya di Suriah meski Kanada mengaku mendukung AS.

Beralih ke Belanda, Penasihat Pemerintah Belanda Andre Nollkaemper mengatakan, setiap intervensi ke Suriah tanpa mandat dari Dewan Keamanan PBB adalah perlawanan terhadap hukum internasional.

Lalu, Bulgaria juga berpandangan agar dialog politik adalah jalan utama menuntaskan krisis Suriah. "Bulgaria tidak akan berpartisipasi untuk perang langsung," kata Menteri Pertahanan Bulgaria Angel Naydenov.

Kemudian, Kepala Pemerintahan Sementara Ceko Jiri Rusnok mengatakan, menentang penyerangan ke Suriah tanpa landasan hukum. "Itu sama sekali tak menuntaskan masalah," tegasnya.

Sementara itu, Presiden Ceko Milos Zeman dan Presiden Bolivia Evo Morales mengatakan ada potensi AS akan memimpin intervensi militer ke Suriah.

Dari Irak, Perdana Menteri Nuri Al-Maliki mengatakan, menentang aksi militer terhadap Suriah. "Irak hanya mendukung solusi politik, "tegas Al-Maliki.

Sementara, hingga tulisan ini diunggah cuma Perancis dan Turki yang merasa "sehati" dengan AS. Melalui Presiden Francois Hollande, Perancis mengatakan bakal menyerang Suriah bersama atau tanpa Inggris.

Sementara itu, Turki menyiapkan pasukannya di perbatasan dengan Suriah. Di basis militer AS di Incirlik, Provinsi Adana di Selatan Turki, sudah ada persiapan logistik andai serangan ke Suriah terwujud. Dengan jarak sekitar 200 kilometer dari Damaskus, ibu kota Suriah, Incirlik bisa disulap menjadi basis logistik terdepan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com