Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Serangan Bom, Pemerintah Afganistan Pusing lantaran Parkiran Motor

Kompas.com - 30/08/2013, 15:01 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Mari bertandang ke Afganistan, khususnya ke Kabul. Ternyata, pemerintah Afganistan pusing tujuh keliling ihwal parkiran sepeda motor.

Catatan Xinhuapada Jumat (30/8/2013) menunjukkan para pengguna sepeda motor alias
motoris di Kabul kesulitan mendapatkan lahan parkir. Sudah begitu, rekayasa pengaturan lalu-lintas oleh polisi setempat terbilang tak banyak membantu.

Sementara, polisi Kabul bilang kalau sampai kini pihaknya masih bersikap waspada kepada para motoris bahkan pengguna mobil pribadi. "Motor dan mobil di sini acap dipakai sebagai bom bunuh diri oleh kelompok teroris,"kata seorang polisi Kabul yang tak ingin disebut namanya.

Data otoritas pemerintah menunjukkan, meski masih berantakan lantaran perang saudara sampai kini, Kabul terbilang kota yang berkembang. Populasi penduduknya mencapai angka 5 juta orang. Di Kabul, tercatat, ada 400.000 sepeda motor. Hebatnya, jumlah ini berkembang pesat.

Bom bunuh diri

Kepolisian Kabul mengatakan kalau hingga kini pun, serangan bom bunuh diri bak hal lazim di ibu kota Negeri Para Mullah itu. Seperti tadi dikatakan, pelaku menggunakan sepeda motor dan mobil.

Kelompok penyerang, biasanya yang paling disebut adalah Taliban, menjadikan objek vital milik pemerintah hingga aparat keamanan sebagai sasaran. Makanya, sekarang polisi Kabul lebih banyak berkonsentrasi menjaga tempat-tempat semacam itu.

Tak cuma itu, serangan bom bunuh diri pun sering membidik kerumunan orang. Alhasil, lagi-lagi, polisi Kabul harus bekerja keras mengamankan situasi sembari memaksimalisasikan kewaspadaan. Para polisi tak mau kehilangan nyawa sia-sia juga.

Masuk akal kemudian kalau kondisi seperti ini menjadi sandungan bagi para motoris. Seorang motoris di Kabul, Abdul Sabour mengeluh. Pasalnya, setengah mati rasanya selama sejam dia tak bisa memarkir motornya. "Polisi yang berjaga di banyak tempat melarang saya memarkir motor,"keluhnya.

Sabour bilang kalau sebenarnya ia mengajak dua anaknya berbelanja ke sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Kabul. "Tapi, saya tetap kesulitan mendapat parkiran gara-gara polisi mengusir saya. Mungkin mereka pikir saya adalah pelaku bom bunuh diri," sindirnya.

Sabour melanjutkan, pernah pula dia diancam akan digemboskan ban sepeda motornya oleh polisi. "Soalnya, saya dianggap parkir terlalu lama di depan gedung pemerintah. Lagi-lagi, waktu saya tanya alasannya, polisi itu terkesan cemas , mengira saya pelaku bom bunuh diri,"tuturnya.

Lain lagi cerita Abdullah Khan, warga Kabul. Suatu ketika, dia mengantarkan putranya ke sebuah rumah sakit untuk menjalani vaksinasi. Ia memarkir mobilnya di jalan depan rumah sakit. Begitu kembali ke mobil usai anaknya divaksinasi, Khan menemukan kalau dua ban mobilnya sudah gembos alias tanpa angin. "Waktu saya tanya ke polisi, dia katakan kalau mobil saya dicurigai membawa bom, Polisi itu bilang kepada saya agar jangan parkir berlama-lama di gedung publik,"kata Khan.

Kabul memang minim lapangan parkir umum. Biasanya, warga yang hendak bertandang ke tempat-tempat umum memarkir kendaraan mereka langsung di depan toko, rumah sakit, sekolah, atau pusat perbelanjaan.     

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com