Paling tidak, sejak awal pekan ini, banyak negara seperti AS dan Eropa mengumandangkan serangan militer ke Suriah. Namun begitu, bentuk serangan hingga mandat yang melegalisasi serangan itu belum ada wujudnya. Artinya, serangan itu bak "pepesan kosong".
Negeri Abang Sam (AS) misalnya, sebagaimana pernyataan Menteri Pertahanan Chuck Hagel siap menyerbu Suriah. "Kami siap menyerbu jika ada perintah dari Presiden Barack Obama,"katanya.
Sementara, negara Eropa seperti Inggris dan Perancis hingga kini pun masih berhitung. Inggris, melalui parlemennya masih terus berembuk. "Kami belum mengambil keputusan. Tapi, hampir seratus tahun silam seluruh dunia sepakat kalau penggunaan senjata kimia tak bermoral dan tindakan salah,"kata Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Lalu, Presiden Perancis Francois Hollande juga mengatakan kalau negerinya "siap menghukum" Suriah andai tuduhan itu benar. "Tapi, kami memang belum merumuskan wujud serangan,"katanya.
Lain lagi pertimbangan Rusia ketimbang ketiga negara di atas. Melalui Menteri Rusia Sergei Lavrov, negeri Beruang Merah masih mengingatkan soal mandat PBB. "Tanpa mandat PBB, serangan militer asing ke Suriah adalah pelanggaran hukum internasional,"katanya di Moskwa.