Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Desak Pihak Bertikai di Mesir Menahan Diri

Kompas.com - 16/08/2013, 16:20 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Setelah menggelar sidang darurat di New York, Dewan Keamanan PBB, Jumat (16/8/2013), mendesak semua pihak di Mesir "menahan diri".

Pertemuan PBB dilakukan satu hari setelah 638 orang tewas ketika pasukan keamanan membubarkan aksi demonstran pendukung Ikhwanul Muslimin.

"Pandangan para anggota dewan adalah penting untuk mengakhiri kekerasan di Mesir dan bahwa pihak-pihak di sana harus menahan diri," kata utusan Argentina untuk PBB, Maria Cristina Perceval, setelah pertemuan dewan keamanan pada Kamis malam.

"Semua anggota menyampaikan simpati mereka kepada para korban dan menyesali jatuhnya korban jiwa," kata Perceval.

Para pengunjuk rasa menuntut Presiden Muhammad Mursi dilantik kembali, setelah digulingkan angkatan bersenjata pada Juli lalu.

Sementara itu, kantor kepresidenan Mesir mengatakan, kecaman Presiden AS Obama atas pembubaran tersebut "tidak berdasarkan fakta."

"Kami membenci kekerasan terhadap warga sipil," kata Barack Obama, dan menambahkan bahwa latihan militer gabungan dengan tentara Mesir dibatalkan.

Ia mengatakan, kerja sama tidak akan berlanjut jika warga sipil terus dibunuhi. Namun, ia tidak mengumumkan pembatalan bantuan 1,3 miliar dollar AS (Rp 13,4 triliun) dari AS untuk Mesir.

Namun, kantor kepresidenan Mesir mengatakan reaksi pemimpin AS itu "dapat memicu kelompok-kelompok bersenjata melakukan kekerasan."

 

Bentrokan

Pada Kamis (15/8/2013) pagi, ratusan anggota Ikhwanul membakar sebuah gedung pemerintah di dekat Kairo.

Cuplikan gambar di televisi menunjukkan petugas pemadam kebakaran mengeluarkan para pegawai pemerintah dari gedung itu.

Televisi pemerintah Nile News TV melaporkan bentrokan antara anggota Ikhwanul dan warga di kota terbesar Mesir, Alexandria.

Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan jumlah korban tewas mencapai 638.

Wartawan BBC di Timur Tengah, Jeremy Bowen, melaporkan jenazah-jenazah diletakkan di masjid atau gedung sekolah, termasuk sekitar 200 jenazah di Masjid Eyman dekat lapangan Rabaa al-Adawiya.

Jeremy mengatakan, sebagian besar jenazah terbakar hingga tidak bisa dikenali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com