Al-Cheikh menyatakan hal itu kurang dari tiga minggu setelah lebih dari 1.200 tahanan melarikan diri dalam kerusuhan di penjara di Benghazi, kota di timur Libya. Ia mengatakan, para pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman "sedang bekerja sama untuk mengembalikan mereka ke penjara sehingga mereka dapat menjalani hukumannya".
"Tidak kurang dari 14.000 mantan tahanan yang sedang menjalani hukuman, termasuk hukuman mati dan hukuman seumur hidup, masih benar-benar bebas setelah melarikan diri dari penjara," kata Cheikh. "Situasi ini merupakan salah satu masalah buat Libya," kata pejabat itu kepada kantor berita resmi Lana.
Pemerintah Libya telah berjuang untuk membangun kembali hukum dan ketertiban umum dan membentuk polisi dan militer profesional sejak jatuhnya rezim diktator Khadafy.
Pada 1 Agustus, terjadi lagi insiden yang merupakan yang terbaru dalam serangkaian insiden. Sebanyak 18 tahanan melarikan diri dalam serangan terhadap sebuah kendaraan polisi Libya yang sedang membawa para tahanan itu kembali ke penjara dari gedung pengadilan di ibu kota. Insiden itu terjadi kurang dari seminggu setelah kerusuhan dan penyerangan penjara Benghazi.
April lalu, sejumlah pria bersenjata menyerang sebuah konvoi tahanan di dekat Tripoli. Serangan itu menewaskan seorang tahanan dan melukai sejumlah orang lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.