Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imam Besar Al-Azhar Upayakan Rekonsiliasi

Kompas.com - 11/08/2013, 16:49 WIB
KAIRO, KOMPAS.COM - Prihatin dengan berlarut-larutnya situasi kekacauan politik di Mesir, imam besar Al-Azhar, satu institusi Islam terbesar di negara itu, kini mulai memanggil pihak-pihak yang berseberangan untuk segera mengakhiri krisis politik.

Imam besar Al-Azhar, Sheikh Ahmed al-Tayyib, berharap bisa mengadakan pertemuan untuk rekonsiliasi nasional.

Selama tiga hari terakhir, jumlah korban terus membengkak di dua kamp protes dimana orang menuntut kembalinya Presiden terguling Muhammad Mursi.

Pemerintah sementara yang didukung militer mengatakan polisi akan membubarkan arena protes itu guna menghindari pertumpahan darah lebih lanjut.

Lebih dari 250 orang yang sebagian besar adalah pendukung Mursi, tewas dalam bentrokan sejak militer menggulingkan pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di Mesir pada 3 Juli lalu.

Minggu lalu, Presiden Interim Mesir, Adly Mansour, menganggap upaya rekonsiliasi yang digagas negara-negarak seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa telah gagal.

Mansour mengatakan Ikhwanul Muslimin, yang adalah pendukung Mursi, "benar-benar bertanggung jawab atas kegagalan," serta "peristiwa yang berkaitan dengan pelanggaran hukum dan membahayakan keselamatan publik."

Terpecah

Sabtu kemarin, pihak resmi Al-Azhar telah bertanya kepada para petinggi politik di Mesir untuk bertemu dalam rekonsiliasi nasional yang akan diawasi oleh imam besar mereka.

Mereka mengatakan anggota Partai Keadilan dan Kemerdekaan yang terkait Ikhwanul Muslimin dan para pemimpin Islamis lainnya termasuk yang diundang untuk datang.

Al-Azhar, sebagai suatu institusi yang sangat dihormati, telah beberapa kali berhasil menyatukan berbagai kekuatan politik yang berbeda sejak pergerakan tahun 2011 yang menjatuhkan presiden Husni Mubarak, lapor wartawan BBC di Kairo, Yolande Knell. Namun, kali ini tugas tersebut menjadi sangat sulit, kata Yolande.

Imam besar ini secara terbuka mendukung intervensi militer untuk menggulingkan Mursi setelah protes massal di jalan, yang membuat marah para pendukungnya, dan negara ini sekarang sangat terbagi dua, ia menambahkan.

Sebelum liburan empat hari Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadhan, Perdana Menteri Interim Hazem Beblawi mengumumkan bahwa keputusan untuk membubarkan aksi duduk diam pendukung Mursi di luar masjid Rabaa al-Adawiya masjid dan dekat Universitas Kairo adalah final. "Pemerintah ingin memberikan demonstran, terutama yang berpikiran sehat di antara mereka, kesempatan untuk berdamai dan mengemukakan alasan," kata Beblawi di televisi pemerintah pada Kamis (09/09) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com