Pasukan pemberontak saat ini menguasai wilayah yang cukup luas di Suriah, namun serangan balik pasukan Assad menunjukkan kemajuan dalam beberapa pekan terakhir ini.
Pasukan Assad berhasil memukul mundur pemberontak dari sekitar ibu kota Damaskus dan mengambil alih sejumlah kota strategis di dekat perbatasan dengan Lebanon.
"Jika kami tidak yakin kami akan menang, kami tidak akan mampu bertahan dan memiliki kemampuan untuk meneruskan pertempuran selama lebih dari dua tahun," kata Assad dikutip kantor berita Suriah SANA.
Assad menuding revolusi yang menggoyang empat dekade kekuasaan keluarganya itu didukung kekuatan asing dan kelompok teroris Islam.
Saat berpidato di hadapan para perwira militer memperingati hari angkatan bersenjata Suriah ke-68, Assad mengatakan para prajurit Suriah telah memperlihatkan keberanian dalam menghadapi terorisme dan perang paling brutal dalam sejarah modern/
Sementara itu para penyidik PBB mengatakan, pasukan Assad diduga keras telah melakukan banyak kejahatan perang seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan seksual, serangan tanpa alasan yang semuanya diyakini adalah perintah negara.
Penyidik PBB menambahkan, pasukan pemberontak juga melakukan kejahatan yang sama namun dengan skala yang lebih rendah.
Sepanjang perang ini Assad sangat mengandalkan militernya yang diisi para personel berlatar belakang Alawi, sama seperti dirinya. Namun, belakangan Assad juga membentuk berbagai milisi bersenjata untuk memerangi pemberontak.
Assad juga mendapatkan bantuan dari Iran dan kelompok Hezbollah Lebanon, dan sekutu lamanya, Rusia. Sementara para pemberontak mendapatkan sedikit dukungan persenjataan dari negara-negara Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.