Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Israel: Saya Sudah Bunuh Banyak Orang Arab

Kompas.com - 30/07/2013, 11:05 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.COM — Saat perundingan perdamaian Israel-Palestina dijadwalkan untuk dilanjutkan lagi setelah terhenti tiga tahun, media Israel, 972 Magazine, melaporkan bahwa seorang anggota kabinet negara itu menyatakan dukungannya untuk membunuh saja para tahanan Palestina ketimbang membawa mereka ke pengadilan.

Minggu (28/7/2013) lalu, Israel mengumumkan akan membebaskan 104 tahanan Palestina, sebuah peringatan penting dalam rencana yang ditengahi John Kerry, Menteri Luar Negeri AS, untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian itu.

Namun, menurut laporan 972, Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja Israel yang juga Pemimpin Partai Rumah Yahudi, Naftali Bennett, tidak dapat menyetujui hal lain, sebagaimana yang diusulkan dalam sidang kabinet pada hari Minggu itu, selain cara ilegal untuk berurusan dengan para tahanan.

"Jika anda menangkap teroris, anda cukup membunuh mereka," kata Bennett, menurut sebuah laporan dalam edisi cetak berbahasa Ibrani dari harian Yedioth Ahronoth.

Penasihat Keamanan Nasional Israel, Ya'akov Amidror, dilaporkan bereaksi dengan mengatakan bahwa praktik seperti itu ilegal. Bennett kemudian dilaporkan menyatakan, "saya telah membunuh banyak orang Arab dalam hidup saya, dan tidak ada masalah dengan hal itu."

Bennett, seorang mantan perwira militer Israel (IDF) yang berhaluan konservatif, sempat bergabung dengan para demonstran yang menentang keputusan untuk membebaskan para tahanan sebelum menghadiri rapat kabinet hari Minggu. Menurut The Jewish Press, sebelum pemungutan suara di rapat kabinet pada hari Minggu itu, Bennett mengatakan, "teroris harus dibunuh, bukan dibebaskan."

Pembicaraan perdamaian di Washington dimulai pada hari Senin, meskipun kedua belah pihak tetap skeptis tentang komitmen untuk menyelesaikan kebuntuan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com